Kabar Samata— Sejumlah fasilitas kelas yang berada di Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin Makassar terlihat rusak dan tak dapat difungsikan lagi. Khususnya, kursi dan kipas angin. Kerusakan tersebut tentu membuat mahasiswa dan dosen kurang nyaman dalam melakukan proses belajar mengajar.
Kondisi ini sangat bertolak belakang dengan slogan dekan baru FDK UIN sebagai “Fakultas Bermartabat”. Dengan menyandang gelar tersebut, seharusnya fakultas semakin dapat mencerminkan jalannya proses perkuliahan yang berkualitas.
Salah seorang mahasiswa FDK Ismail kadang mengeluh kepanasan saat belajar di ruang kelas.
“Kita kalo belajar kepanasan di kelas. Jadinya, kita tidak bisa konsentrasi belajar karena aktivitas kita selain menulis, kadang mengipas-ngipas juga,” kata Ismail.
Salah seorang dosen Tasbih, mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya, fasilitas adalah salah satu alasan yang dapat menunjang proses perkuliahan.
“Memang kondisi kelas seperti ini sangat membuat mahasiswa tidak menikmati perkuliahan,” kata dosen Ilmu Hadist ini.
Menjawab keluhan tersebut, Dekan FDK Abd Rasyid Masri mengatakan untuk tahun ini, ia telah mengeluarkan 300 buah kursi, 250 diantaranya telah digunakan di Gedung Mah’ad Aly. Sisanya, kursi tersebut disimpan sebagai cadangan.
“Kursi cadangan ini disimpan untuk mensiasati adanya kelas tambahan selanjutnya. Sedangkan rencananya bulan ini kita akan mengeluarkan kipas angin tornado sebagai tambahan,” ujarnya. Senin (9/11/2015).
Sementara itu, ia menyarankan kepada mahasiswa yang menggunakan fasilitas kipas angin agar mematikan setelah digunakan. Hal tersebut akan membuat fasilitas tidak mudah rusak.
“Fakultas akan terus berusaha membenah diri,” tegas Rasyid.
Reporter: Ria Amelinda
Editor: Amiluddin
Post: Nurfadhilah Bahar
Kondisi ini sangat bertolak belakang dengan slogan dekan baru FDK UIN sebagai “Fakultas Bermartabat”. Dengan menyandang gelar tersebut, seharusnya fakultas semakin dapat mencerminkan jalannya proses perkuliahan yang berkualitas.
Salah seorang mahasiswa FDK Ismail kadang mengeluh kepanasan saat belajar di ruang kelas.
“Kita kalo belajar kepanasan di kelas. Jadinya, kita tidak bisa konsentrasi belajar karena aktivitas kita selain menulis, kadang mengipas-ngipas juga,” kata Ismail.
Salah seorang dosen Tasbih, mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya, fasilitas adalah salah satu alasan yang dapat menunjang proses perkuliahan.
“Memang kondisi kelas seperti ini sangat membuat mahasiswa tidak menikmati perkuliahan,” kata dosen Ilmu Hadist ini.
Menjawab keluhan tersebut, Dekan FDK Abd Rasyid Masri mengatakan untuk tahun ini, ia telah mengeluarkan 300 buah kursi, 250 diantaranya telah digunakan di Gedung Mah’ad Aly. Sisanya, kursi tersebut disimpan sebagai cadangan.
“Kursi cadangan ini disimpan untuk mensiasati adanya kelas tambahan selanjutnya. Sedangkan rencananya bulan ini kita akan mengeluarkan kipas angin tornado sebagai tambahan,” ujarnya. Senin (9/11/2015).
Sementara itu, ia menyarankan kepada mahasiswa yang menggunakan fasilitas kipas angin agar mematikan setelah digunakan. Hal tersebut akan membuat fasilitas tidak mudah rusak.
“Fakultas akan terus berusaha membenah diri,” tegas Rasyid.
Reporter: Ria Amelinda
Editor: Amiluddin
Post: Nurfadhilah Bahar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar