Bundaran
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menjadi tempat bagi para
penjaja makanan untuk menjajakan makanan dagangannya. Mereka terdiri dari
pedangan siomay, penjual pop ice dan penjual bakwan.
Tempat ini cukup strategis karena
dijadikan sebagai tempat istirahat mahasiswa usai mengikuti perkuliahan sembari
menunggu waktu duhur. Hingga tempat ini selalu ramai dipadati mahasiswa. Munah
dan Endang Risdiana, pasangan suami istri yang menjadi penjaja makanan di
tempat tersebut, mengaku tengah mencoba beralih profesi dari petani menjadi
pedagang.
“Begitulah,
Dik! Kehidupan kami dulu bertani di Malino kemudian kami mencoba untuk
merantau,” ungkap Endang ketika di wawancarai saat menjajakan dagangannya, Kamis
(12/11).
Endang juga mengaku telah enam bulan
menjadi pedagang makanan di kampus UIN, hingga bisa mencukupi biaya kehidupan
keluarganya dan membiayai pendidikan lima anaknya. Keuntungan yang didapat dari
hasil penjualan tidak dapat diprediksi, dalam sehari modal yang dikeluarkan
sekitar 600 ribu. Uang tersebut sudah mencakup belanja bahan makanan untuk
dijual.
Meskipun demikian, keuntungan dari
hasil penjualan makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan hidup Ibu Munah dan
keluarga.
Menurut salah satu pengujung,
Nurmaningsih mahasiswi jurusan Hukum Pidana Kekeluargaan (HPK), ia sering makan
di warung Bu Munah menjelang istirahat bersama teman-temannya. “Suasanannya
bagus, tempatnya strategis, harganya murah meriah lumayan di kantong
mahasiswa,” ungkapnya.
Reporter : Dahlia Ahdal
Editor : Nurrahmah SF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar