Label

Sabtu, 16 Januari 2016

Acara Komedi, Lucu : Anarkisme dan Penghinaan


Acara komedi adalah salah satu jenis tayangan hiburan atau reality show. Tayangan ini menghasilkan hiburan yang membuat penonton hanyut dalam suasana yang mengundang gelak tawa, sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa jenis tayangan ini terbilang sukses dalam menarik perhatian penonton. Tayangan komedi ini dapat dikatakan positif apabila menyajikan nilai-nilai luhur kepada penonton seperti seharusnya fungsi media itu sendiri sebagai sarana hiburan dan edukasi bagi pemirsanya. Namun menjadi hal yang sangat disayangkan, sebagian besar acara komedi dalam industri pertelevisian Indonesia dikemas dalam sesuatu berbau anarkisme dan penghinaan. Artinya, kelucuan yang mengundang tawa penonton berasal dari kekerasan atau penghinaan yang dilakukan antara satu komedian dengan komedian yang lain. Mirisnya,  menertawakan kekerasan seolah sudah menjadi trend dan celakanya lagi tayangan tersebut justru menjadi tayangan yang digemari publik.

Sebagai contoh kasus tayangan komedi pesbukers yang merupakan acara komedi yang ditayangkan oleh ANTV setiap Senin hingga Jumat. Pesbukers sangat kental dengan caci maki dan penghinaan. Aksi pemukulan, penghinaan bagi orang yang memiliki kekurangan fisik, adegan lelucon yang menggunakan pantun yang diakhiri dengan kata-kata yang merendahkan dan menelanjangi semua sisi kelemahan seseorang, dan berbagai kekasaran yang lain yang memang diciptakan untuk menjadi bahan lawakan yang mengundang tawa penonton. Lawakan pesbukers adalah lawakan yang sangat membodohi pola pikir penontonnya. Terlebih yang menjadi penonton bukan hanya dari kalangan orang dewasa tetapi juga remaja dan anak-anak sebab jam tayang untuk acara tersebut sangat strategis yaitu pada waktu prime time yaitu sekitar pukul 18.00-20.00.

Jika kita berkaca pada pada undang-undang penyiaran, khususnya dalam pasal 36 UU No 32 Tahun 2002 ayat (5) menjelaskan tentang penyiaran dilarang menonjolkan unsur kekerasan. Tetapi kenyataannya sekarang dunia penyiaran masih sering diwarnai oleh aksi kekerasan termasuk dalam tayangan yang berbau komedi.

Menciptakan lawakan atau mengundang tawa penonton tidak mesti dilakukan dengan cara kekerasan atau saling menghina dengan menyodorkan kata-kata kasar kepada penonton. Sebab lawakan bukanlah sebuah media untuk seseorang menjadi bebas dan semaunya dalam merendahkan orang lain. Bayangkan jika penampilan seseorang disamakan dengan benda-benda menjijikkan atau pada hewan-hewan tertentu. Miris.

Para pelawak atau comedian haruslah cerdas dan kreatif dalam menampilkan sesuatu yang lucu namun tidak berlebihan dan mampu menunjukkan sisi edukatif dari acaranya agar penonton bisa mengambil sesuatu yang baik dari kelucuan tersebut. Misalnya menyajikan komedi yang berisikan sindiran atau kritikan tentang suatu hal atau permasalahan di sekitar. Bukankah yang seperti itu dapat mengajak penonton dan komedian itu sendiri untuk berfikir kritis, lebih dari sekedar tertawa. Tayangan komedi harus dikemas sekreatif mungkin dengan menanggalkan unsur anarkisme dan penghinaan.

Selain itu, sebagai penonton kita juga harus cerdas dalam memilih tayangan komedi untuk ditonton. Sebab semakin banyak yang menonton suatu tayangan atau program acara maka ratingnya akan selalu tinggi. Ketika rating sebuah tayangan tinggi maka akan banyak pendapatan dari iklan yang masuk sehingga programnya pun bisa diperpanjang. Begitupun sebaliknya bila rating sebuah tayangan turun, televisi tersebut akan kehilangan pemasukan dari iklan sehingga program atau tayangannya sudah barang tentu akan berhenti di tengah jalan.

Sangat disayangkan jika hanya karena rating tayangan-tayangan yang sama sekali tidak bermutu, tidak inspiratif dan tidak edukatif seperti pesbukers dan tontonan komedi membodohkan lainnya akan senantiasa tayang dan muncul di layar televisi kita sebagai virus mematikan yang menyerang pola pikir masyarakat Indonesia.

Tayangan komedi dalam industri pertelevisian Indonesia benar-benar dalam kondisi kritis dan mengkhawatirkan sebab keuntungan masih menjadi target utama stasiun televisi. Semoga media bersama pemerintah dapat bertindak cepat untuk menyelesaikan hal ini dan stasiun televise mampu menghasilkan tayangan komedi yang lebih bermutu dan cerdas.


Penulis :  Sri Wahyuningsih JS/50500113/Jur C

Post      : Lisa Indrawati

1 komentar:

  1. Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL.alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr

    BalasHapus