Label

Sabtu, 16 Januari 2016

Kamu, Introvert atau Extrovert?

Manusia diciptakan tuhan berbeda-beda, mulai dari bentuk fisik hingga kepribadiannya. Kepribadian merupakan kombinasi perasaan dan tingkah laku, baik sadar maupun tidak sadar. Berbicara  mengenai kepribadian, Carl Gustav Jungdi,  seorang psikiater dan perintis psikologi analitik membagi kepribadian manusia ke dalam dua tipe, yaitu introvert dan extrovert.
Introvert adalah sifat dan karakter yang cenderung menyendiri. Orang-orang yang tergolong dalam tipe ini adalah pribadi yang tertutup dan sebisa mungkin meminimalkan  interaksi dengan dunia luar, namun bukan berarti orang introvert itu anti-sosial. Orang introvert hanya lebih senang menganalisa keadaan, memperhatikan dan menjadi pendengar yang baik. Karena sifat yang suka menyendiri, introvert juga sering dianggap sebagai pribadi yang pemalu, padahal ada perbedaan yang mendasar diantara keduanya.
Debra Kelly dalam The Difference Between Being Shy and Being Introverted menganalogikan dari cara si pemalu dan si introvert menghabiskan akhir pekan. Dikatakan bahwa “While an introvert more likely chooses to stay home on a Friday night, someone suffering from severe shyness may not think they have any choice but to stay home—and wish they were out.” Jadi sangat jelas, bahwa sendiri bagi seorang introvert adalah sebuah pilihan.
Selain tertutup, introvert juga merupakan pribadi yang sulit percaya. Itulah mengapa mereka hanya memiliki segelintir teman saja. Mereka butuh kenyamanan dalam pertemanan. Tapi jika sudah memiliki teman dekat, mereka sangat setia dan bisa lepas bercerita tentang apa saja. Introvert lebih senang menghabiskan waktunya bersama kopi atau teh hangat dan beberapa teman dekat saja daripada pergi ke tempat yang penuh dengan orang asing. Bagi seorang introvert, beradaptasi di ruang lingkup yang begitu luas dan ramai dengan orang asing terasa seperti sebuah paksaan. Menghadapi orang banyak dan tidak dikenal bukan hal yang mudah mereka atasi.
Namun introvert tidak sepenuhnya absen dan menghindari interaksi sosial. Hal itu kadang dilakukan juga oleh seorang introvert, namun hanya pada saat-saat tertentu. Karena bagi mereka berinteraksi itu butuh tenaga. Setelah terlibat dalam situasi sosial, introvert biasanya akan kembali menarik diri untuk mengisi tenaga dan menata ulang pikiran. Kembali menyendiri dan menimati aktivitas berfikir dan menjelajahi dunia khayal dan perasaannya. Introvert seakan punya dunianya sendiri yang mereka bangun di dalam kepalanya. Sehingga tak jarang mereka terlihat aneh, unik dan berbeda.
Introvert bisa nampak begitu tenang meski suasana tegang. Menjadi sosok pendiam diantara orang-orang yang sedang sibuk berinteraksi. Menjadi sosok penyendiri di tengah orang-orang yang berkumpul ramai.
Berbanding terbalik dengan introvert, tipe kepribadian yang kedua adalah ekstrovert. Menurut Jung, tipe ini adalah pribadi yang lebih terbuka, mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan lebih menyukai aktivitas sosial. Tipe ini adalah tipe yang dominan dimiliki masyarakat.
Orang-orang dengan kepribadian ini tidak akan tahan jika sendirian. Mereka akan mencari tempat yang ramai walau dengan orang yang asing sekalipun. Mereka membutuhkan cahaya, kebisingan, dan ruang lingkup yang luas. Mereka lebih mudah bergaul, penuh semangat, dan empati.
Ekstrovert sangat antusias dan penuh energi. Mereka senang berbicara dan cenderung berpikir pada saat berbicara. Mereka pandai dalam berkomunikasi dan menonjol dalam situasi sosial. Intinya orang-orang ekstrovert tertarik dengan perhatian dari dunia luar. Mereka bersifat terbuka dan ingin orang mengenal mereka.
Dari hasil studi yang dilakukan Inna Fishman dari Salk Institute for Biological Sciences, terungkap bahwa ada perbedaan yang signifikan antara otak seorang introvert dengan ekstrovert ketika mereka berhadapan dengan dua objek, wajah manusia dan benda mati. Reaksi keduanya terhadap objek-objek tersebut lalu diukur dengan satuan jumlah aktivitas gelombang otak bernama P300.
Seorang introvert ketika dihadapkan dengan potret-potret wajah manusia, P300-nya cenderung sangat rendah dan akan naik bila melihat benda-benda mati, seperti bunga yang digunakan dalam penelitian tersebut. Hal sebaliknya terjadi pada ekstrovert, P300-nya akan sangat tinggi bila berhadapan dengan wajah-wajah manusia, menunjukkan ketertarikan yang lebih dibanding ketika berhadapan dengan benda-benda mati. Hal inilah yang mungkin membuat ekstrovert menjadi pribadi yang sangat terbuka dan introvert tertutup.

Jadi, apakah kamu seorang dengan pribadi introvert atau extrovert?

Penulis :  Miftahul Aulia/50500113102/Jur C
Post      : Lisa Indrawati

1 komentar:

  1. Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL.alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr

    BalasHapus