Label

Minggu, 13 Desember 2015

Dinamika UIN di Usia ke 50

KABAR SAMATA-Berbagi persoalan yang dihadapi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menuju usianya yang ke 50 tahun.

Berbicara mengenai infrastruktur UIN hari ini mengalami perkembangan yang cukup pesat, ketimbang apa yang ada sebelumnya. Sejak tahun 2010 kapasitas ruangan kampus I sudah tidak memadai sehingga mahasiswa dialihkan ke Kampus II, yang sarana dan prasarananya jauh lebih baik.

Muh. Khusnul beranggapan bahwa, dengan fasilitas yang cukup bagus, jumlah mahasiswa yang banyak, namun UIN tidak memanfaatkan ini. Sebab kerjasama antara birokrasi dan mahasiswa gagal terjalin, artinya ada kesenjangan yang terjadi. Dimana dukungan birokrasi kepada mahasiswanya sangat kurang, sehingga UIN kehilangan kader-kader kreatifnya. Dinamika yang terjadi dengan UIN hari ini lebih banyak mencetak mahasiswa akademisi, mungkin karena sistem belajar yang dikelola birokrasi yang hanya berlandaskan pada teori. Bukan hanya itu masih banyak mahasiswa yang tidak menguasai jurusannya sendiri, masih banyak prodi-prodi yang seharusnya berada di lapangan langsung, namun yang diberikan kampus menuntut pada teori.

"secara menyeluruh mahasiswa kampus I jauh lebih berdinamika dan kreatif, bila dibandingkan dengan Mahasiswa kampus ll sekarang. Sebagai mahasiswa yang pernah merasakan kurangnya fasilitas kampus, namun hubungan antara mahasiswa yang terjalin bagus sehingga melahirkan kader kreatif, dengan kajian-kajian di luar jam kuliah. Nah, melihat realita kampus II sekarang mahasiswa kreatif masih sangat kurang meski ditunjang dengan fasilitas yang jauh lebih maju," ungkap mahasiswa Jurnalistik yang pernah merasakan minimnya fasilitas kampus satu.

Dalam menuju kampus peradaban beberapa hal yang perlu dibenahi. Kebersihan kampus yang faktanya sampah berserahkan. Padahal UIN adalah kampus Islami, yang seharusnya mengaplikasikan kebersihan adalah sebagian daripada iman. Kemudian berbicara mengenai kampus hijau, UIN pun harusnya memerhatikan ini. Melihat masayarakatnya yang terhitung banyak namun tidak berhasil menciptakan suasana hijau. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran baik birokrasi maupun mahasiswa.

"Sangat gampang menciptakan kampus hijau, hanya dengan satu pohon bagi satu orang, dan satu liter untuk satu pohon dalam tiap harinya. Dengan ini saya pikir akan menciptakan kampus hijau. Kampus butuh orang-orang kreatif dan berkualitas ditunjang dengan kuantitas dalam menggapai cita UIN ke depan," tegasnya

Konsep peradaban yang di usung UIN belum mampu menamppakkan realita serta realisasi dari konsep tersebut. Masih banyak yang perlu dibenahi baik secara fisik maupun dari dalam organ-organ tubuhnya. Ungkap Dr Rasyid Masri Sag MPd MSi MM


Kampus bisa dikatakan beradab apabila diliat dari tiap fakultas, apakah semuanya telah memenuhi elemen dalam hal ilmu, taat aturan, berahlak, disiplin warga dan teknologi. Beradap tentunya di mulai dulu dari hal yang paling bawah yaitu dari mahasiswanya, tiap jurusan, fakultasnya, kemudian ke universitas yang peradaban. Kampus peradaban apabila di kaitkan dengan motto yang telah di ungkapkan oleh ketua Dewan Mahasiswa FST yaitu buku, cinta, dan demonstrasi. Artinya buku subtansinya ilmu pengetahuan, pemahaman dan pengertian, dengan buku orang jadi pintar dan cerdas. Cinta berarti tulus, orang yang tidak menghargai dan menyepelekan ketulusan cinta adalah biadab. Demonstrasi berarti menunjukkan, pembuktian dari apa yang dilihat dan dipahami. Intinya semua orang dan seluruh civitas kampus itu baik ahlak dan moral, wawasan yang luas dan tidak buta teknologi, maka itulah peradaban. Ungkap Prof Dr Qasim Mathar MA, saat menghadiri kuliah umum yang diselenggaraakan Fakultas Sains dan Teknologi.

Laporan: Sri Yusnidar
Editor  : Salmia & Zaenal Mustafa
Post : Nurfadhilah Bahar


1 komentar:

  1. Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr

    BalasHapus