Dewasa Sebelum Waktunya

Berbicara mengenai dewasa sebelum waktunya tentu tidak asing lagi anda mendengarnya. Terlebih dahulu kita akan membahas mengenai “apasih arti dewasa itu?”.

Sarlito W.Sarwono dalam karyanya Psikologi Remaja, dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait (seperti biologi dan ilmu faal) remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik, yaitu masa alat kelamin manusia mencapai kematangannya. 

Sebagian orang beranggapan bahwa Dewasa itu adalah ketika seorang remaja sudah mengalami yang namanya masa pubertas, dimana seorang perempuan mengalami menstruasi sedangkan laki-laki mengalami mimpi basah.

Selain itu menurut survei yang penulis dapatkan dikalangan remaja. Dewasa itu ketika kita mampu mengatasi suatu konflik dengan cara tidak kekanak-kanakan / labil, ketika seorang remaja sudah berada di usia 17 tahun dan mandiri dalam hal sudah tidak bergantung kepada kedua orangtua.

Apakah dari beberapa penjelasan di atas, sudah menunjukkan bahwa seseorang yang masuk dalam definisi itu sudah pasti dia dewasa??? Menurut saya, tidak. Kedewasaan seseorang, tidak segampang itu kita bisa mendefinisikannya. Apakah kedewasaan anak remaja bisa diukur dengan usia, dengan masa pubertas, dan ketika dia sudah mengenal kehidupan sendiri. Itu sudah pasti dewasa??? Tidak. Dewasa penulis artikan sebagai menyikapi segala hal tergantung dari kitanya. Kita kembalikan ke pribadi masing-masing.     

Anda pasti akan menyadari banyak anak remaja masa kini yang terlihat dewasa sebelum akil baligh atau belum menginjak usia 17 tahun. Hal ini biasanya banyak terjadi dikalangan perempuan dan tidak jarang juga kita jumpai anak laki-laki mengalami pubertas lebih awal. Ini didasari dengan perkembangan tekhnologi yang semakin canggih.

Perilaku Remaja jaman sekarang berbeda jauh dengan remaja jaman dulu yang suka malu-malu dan takut dengan norma & aturan agama. Sungguh merupakan hal yang tidak bisa dipersalahkan lagi, karena remaja-remaja sekarang tidak mau dianggap ketinggalan jaman / kampungan. Bahkan lebih menyukai trend mode dan mengikuti alur jaman yang modern.

Dikutip oleh Tempo dari Maria Ulfah Anshor, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mulainya berbagai adegan yang mengarah pada urusan seksual ini tidak lepas dari aktivitas pacaran dini. Banyak remaja Indonesia sudah melakukan pacaran kala usia mereka 12 tahun. Usia ini adalah usia rata-rata remaja saat ini dalam melakukan pacaran.

Dikehidupan sehari-hari penulis sering  melihat sekumpulan anak remaja yang mempunyai kelompok / geng. Di situlah kebanyakan anak remaja bergaul, curhat (curahan hati), berpacaran, saling menyayangi bahkan bermusuhan. Memang sangat jauh berbeda, ketika kita membandingkan zaman dulu pada saat saya masih SD hingga SMP dan anak SD maupun SMP jaman sekarang.

Anak SD maupun  SMP  jaman sekarang sudah mempunyai hp canggih, sudah pintar bermake up, dan mempunyai style yang keren seperti layaknya orang dewasa. Anak jaman sekarang, tidak lagi berfikir untuk bermain layaknya seorang anak-anak yang bermain lompat karet, beklang, santo`, asing, dende, barbie, warte`, dan lain sebagainya. Anak jaman sekarang lebih banyak bermain melalui Gadget. Kita bisa lihat dari segi paras dan style, ketika dilihat kita mengiranya dia orang dewasa padahal itu sebaliknya dia masih belia / anak-anak. Sedangkan pada zaman dulu, saya Sd maupun Smp belum mengenal yang namanya hp layar sentuh, yang saya gunakan dari Sd hingga Smp itu hp yang masih menggunakan via inframerah. Bahkan saya masih bermain seperti layaknya seorang anak-anak. Dan belum menggunakan riasan wajah ke sekolah.

Selain itu, menurut survey kesehatan reproduksi yang dilakukan BKKBN, usia tersebut jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan 10 tahun lalu. Anak kelas enam SD saat ini, sudah tidak segan lagi memadu kasih.

Jangankan di usia remaja, anak yang baru menginjak Sekolah Dasar saja sudah mengerti apa itu berpacaran, bahkan banyak dari anak SD tersebut yang sudah belajar untuk memadu kasih, ya biarpun dalam istilahnya cinta monyet, tapi hal tersebut nantinya akan berakibat fatal karena terlalu cepat untuk mengenal dunia remaja. 

Jangankan memadu kasih. Secara kasat mata, hal terkecil saja bisa kita lihat dari gaya berpakaian anak jaman sekarang. Sudah lebih jauh mengikuti cara berpakaian, ber-make up , berkunjung ke mal  dan tempat nongkrong lainnya. Anak usia belia sudah lebih jauh menyamakan posisinya layaknya wanita dewasa. Ini dikarenakan kurangnya peranan orang tua dalam mengikuti perkembangan anak-anaknya dikala seorang anak masih belia.

Anak SD, SMP, SMA jaman sekarang sudah terlihat sangat dewasa melebihi orang-orang yang sudah berumur. Di bandingkan dengan seusia saya sekarang, masih banyak yang kelihatan muda meskipun sudah berumur.  

   

Begitu cepat trend mode melekat pada dirinya. Penggunaan riasan wajah yang tak sesuai dengan umurnya untuk berpenampilan sehari-hari, juga pemilihan pakaian atau tas yang memang diperuntukkan bagi orang dewasa kini tidak hanya dilakukan satu atau dua remaja bahkan hampir dari keseluruhan anak remaja. Tetapi disamping itu semua mempunyai efek yang sangat berpengaruh. 

Adapun beberapa pengaruh dari tumbuh kembangnya seseorang dewasa:

· Pengaruh Lingkungan.

Lingkungan  sangat berpengaruh pada psikologis seseorang, ketika anak bergaul dengan lingkungan yang baik maka anak pun akan terbawa baik dan sebaliknya ketika anak bergaul dengan lingkungan yang buruk maka anak pun akan terbawa pada perilaku yang buruk.  

· Pengaruh Sosial Media. Sosmed merupakan sarana untuk menumbuhkan kepribadian seseorang menjadi dewasa. Terbukti kita sering melihat anak zaman sekarang, lebih terlihat dewasa dan mereka sering kali memposting kata-kata bijak di sosial media dan mereka pun terlihat dari cara berpakaian, bertingkah dan berkatapun menjadi lebih dewasa. Sukma (2014).

Salah satu kalimat yang saya sukai dari Hermawan (2011) “Tua adalah Pasti tapi Dewasa Adalah Pilihan”.

Mungkin di zaman tekhnologi yang canggih ini / modern, apasih yang tidak bisa orang ketahui mengenai trend atau informasi-informasi lainnya. Selagi kita update dalam sosial media semua yang diinginkan secara cepat akan terlihat.

Maka dari itu tidak salah kita menggunakan fasilitas yang ada selagi kita mampu untuk memanfaatkannya dengan baik dan bisa memilah yang baik dan yang buruk. Sebab baik buruk kelakuan seseorang bermula dari baik buruknya iman yang tertanam serta budi pekerti tiap individu. Hal ini merupakan tanggung jawab kami semua agar hal-hal seperti ini tidak terjadi dan dapat diatasi. Yang terpenting adalah kita masih berada pada jalur yang benar.

Sekian dan terimakasih. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat kita semua.

Wassalam.  

Penulis : Sitti Muthiah Afifah / 50500113057 / Jur B

Post      : Ashari Prawira Negara