Waktu senggang identik dengan konsumsi dan perempuan menjadi korban yang paling rentan dalam komodifikasi waktu senggang. Pemisahan waktu kerja dan waktu senggang adalah fenomena kapitalisme. Rahasia sukses kapitalisme bisa ditemukan dalam produktivitasnya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan macam-macam mode produksi lain. Kapitalisme tidak menemukan waktu sebagai jam, tetapi ia berhasil untuk memaksa masyarakat kebawah aturan jam.
Memang kapitalisme muncul di Eropa lebih dulu. Sejauh itu saya setuju dengan pendapat bahwa konsumerisme hasil pengaruh dunia barat. Tapi tidak (atau belum) ada satu bentuk tunggal budaya kapitalisme. Misalnya konsep mall datang dari Amerika, tapi berkembang di Asia. Terutama mall di dalam pusat kota. Mall-mall yang paling besar terletak di Cina, di Philipina atau di Malaysia. Tunjangan Plaza di Surabaya dibuka tahun 1986, mall besar di pusat kota pertama di Jerman (CentrO, Oberhousen) dibuka 1996. Kini mall-mall baru muncul di kota-kota di Jerman dan orang-orang Jerman memahami fenomena semacam ini sebagai pengaruh kebudayaan Asia.
Makassar adalah kota berkembang sangat cepat. Oleh karena itu Makassar berupa lapangan dimana kita bisa melihat dan memeriksa fenomena yang ada di seluruh Dunia: swastanisasi ruang umum. Tidak hanya swastanisasi ruang umum rillseperti Karebosi, melainkan juga formalisasi dan komodifikasi seluruh aspek hidup. Hiburan semakin sederhana , formal dan juga membosankan, dari film-film di televise sampai tempat-tempat hiburan swasta yang tidak lagi bisa diakses tanpa membeli tiket.
Waktu senggang dipahami sebagai praktek waktu senggang consumer yang dihabiskan masyarakat untuk mengisi waktu senggangnya. Pengalaman-pengalaman ini secara umum diadakan untuk menempatkannya dalam konteks budaya waktu senggang konsumen. Lokasinya sering dihubungkan dengan tema-tema seperti teman-teman dan situs pariwisata, pusat perbelanjaan, mall di kota-kota. “Data menunjukkan ekspresi waktu senggang konsumtif dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat”, berdasarkan observasi singkat yang dilakukan Veblen sebagai kelas senggang.
Ekspresi- ekspresi social perempuan Makassar memaknai waktu senggang seperti berkunjung ke mall-mall. Dalam kerangka ini perempuan Makassar adalah sebuah komunitas consumer yang menghabiskan waktu senggangnya tidak lagi dengan makna kontemplatif, tetapi pada makna simbolik konsumsi.
Budaya masyarakat saat ini yang berkaitan dengan konsumsi adalah sebuah bentukan dari keberlimpahan produksi serta tersedianya gerai-gerai dan iklan bagi produk-produk hasil industry. Perjalanan masyarakat dari pra industrial menuju masyarakat industry dan pasca industry secara keseluruhan terlihat mengekspresikan waktu senggangnya. Walaupun berbeda-beda dalam praktek konumsi dan menghabiskan waktu senggangnya, terlihat adanya kesamaan dan kesempatan meraih waktu senggang dan mengekspresikannya, yakni bagian dari berkurangnya waktu kerja. Diluar rana kerja, masyarakat pelahap waktu luang mulai terbentuk. Namun demikian masyarakat konsumen pasca industrial praktek waktu senggang sudah menjadi bagian yang sulit dipisahkan dengan waktu kerja secara jelas. Sebab kerja dan konsumsi hampir bisa dilakukan secara bersamaan dalam satu kesempatan.
Ekspresi-ekspresi seperti ini mengalami perubahan krusial ketika orang tidak mengenal lagi waktu kerja atau jam kerja. Tempat-tempat waktu senggang ini bahkan bisa ramai walaupun bukan pada waktu libur atau waktu senggang. Implikasinya, menonton televisi sebagai sebuah praktek konsumsi dan ekspresi waktu senggang semakin sulit dipisahkan secara hitam putih dengan kerja. Menonton tv membuat rating perusahaan penyiaran televisi bisa meningkat dan rating itu bisa menjadi komoditas jualan perusahaan penyiaran ke perusahaan pengiklanan. Disini waktu sudah menjadi ekspresi dari nilaiguna itu sendiri atau sebagai nilai tukar.
Dengan demikian komodifikasi waktu senggang yang ada saat ini adalah bagian tak terpisahkan dari sirkulasi capital. Tampaknya yang ada di jantung semua ini adalah konsumsi.
Pada awalnya perempuan dalam budaya konsumsi mendapatkan momentum pembagian tugas rumah tangga baru. Disini tugas berbelanja kebutuhan dan domestic itu dikerjakan perempuan. Tugas untuk wilayah public diserahkan pada laki-laki. Tetapi pertemuan budaya konsumen dan perempuan kemudian berubah menjadi momentum pembebasan bagi perempuan dari ruang domestic. Lebih khusus lagi kegiatan membeli itu sendiri semakin dianggap berharga dan penting, menciptakan peran khusus bagi kaum wanita sebagai administrator rumah tangga, mengatur konsumsi dengan pemilihan mereka atas barang dan jasa. Dengan hal ini perempuan dilibatkan dalam budaya konsumen. Posisi perempuan dalam budaya konsumen sebagai bagian dari subjek sekaligus objek budaya konsumen.
Kegiatan partisipasi perempuan dalam budaya konsumsi ini kadang-kadang tampil sebagai sebentuk alternative pembebasan, seperti kata Tuan Selfridge menyatakan bahwa dia telah mendorong emansipasi wanita dalam pembukaan pusat perbelanjaannya!. Namun tetap saja perempuan hanya menjadi target penjualan komoditas bagi perputaran capital di pusat-pusat belanja. Disini perempuan menjadi bagian penting dari aktivitas di mall sebagai sebuah aktivitas waktu senggang.
Perkembangan mutakhir Makassar saat ini tumbuh menjadi kota niaga. Perencanaan kota memberi label pada perkembangan dan kemana arah kota ini dibentuk Makassar City World, Makassar kota dunia. Deretan ruko, supermarket, minimarket, mall, jalan raya yang lebar, hotel-hotel mewah dan restaurant telah tumbuh dan menjadi keseharian masyarakat. Kondisi saat ini, Makasssar yang berpenduduk milyaran jiwa, mengalami fase keluar masuknya modal secara cepat sebagai akibat pertukaran dalam pusat-pusat perbelanjaan dan pembangunan.
Disinilah mungkin titik terang mulai lahirnya masyarakat konsumsi di Makassar. Ketika simbol-simbol dominan dalam tata ruang kota adalah simbol-simbol konsumsi masyarakat kapitalis. Dan inilah kondisi masyarakat Makassar saat ini. sebuah masyarakat konsumsi yang mengonsumsi lebih dari yang seharusnya. Bahkan untuk menggeluti waktu senggang atau apa yang dianggap lebih filosofis, masyarakat Makassar melakukannya di wahana-wahana konsumsi seperti mall.
Saat ini banyak masyarakat Makassar, baik berupa pendatang dari luar kota Makassar memilih berwaktu senggang di resor-resor tepi pantai Losari. Kota Makassar menjadi pilihan banyak masyarakat karena merupakan kota tepi pantai yang menghadap ke Barat. Tepi pantai losarinya memiliki pemandangan sunset yang indah. Pantai Losari adalah salah satu pantai yang menghadap ke Barat dan memiliki pemandangan matahari terbenam terindah di dunia. Perempuan maupun laki-laki, pemuda-pemudi maupun orang tua mendatangi pantai losari untuk berwaktu senggang. Selain Pantai Losari yang dipilih masyarakat kota Makassar untuk berwaktu senggang, sebagian dari mereka memilih Bioskop.
Dunia yang semakin modern ini membuat para masyarakat dan bahkan para perempuan yang seharusnya mengurus rumah tangga menjadi terhalang karena kemoderenan yang mulai masuk dan menjalar ke khalayak. Sebelum ada mall yang menjadi pilihan banyak masyarakat untuk berwaktu senggang, orang-orang terdahulu lebih memilih memanfaatkan waktu senggangnya di perpustakaan dengan membaca buku yang bisa bermanfaat bagi pembacanya. Ada pula yang memilih untuk ke tempat olahraga dan ruang public. Salah satu rana ruang publiknya yang terpopular di Makassar adalah Lapangan Karebosi. Lapangan yang terbuka yang terdiri dari lapangan sepak bola, lapangan volli, basket, tenis dan takraw. Disisi lapangan ini juga dikelilingi jalan yang biasanya digunakan untuk jogging dan tempat duduk santai.
Dalam hal ini, dunia yang semakin modern para perempuan sekarang lebih banyak memilih berwaktu senggang ke mall-mall yang ada dimakassar. Alasan mereka memilih mall karena mall itu nyaman dan bersih, lebih murah dan praktis, lebih lengkap, bisa menjadi tempat bersosialisasi dan mencari hiburan.
Perempuan dalam masyarakat Makassar memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki. Meskipun dalam beberapa tradisi bahwa laki-laki yang melakukan panai doe, yakni pemberian mahar tanda jadi kepada pihak keluarga perempuan, tetapi tidak serta merta laki-laki memiliki posisi yang lebih tinggi dari perempuan dalam banyak hal. Laki-laki dalam keluarga tetap menjadi kepla keluarga namun sacara amat terbuka keputusan-keputusan keluarga juga diputuskan oleh perempuan. Berbelanja kebutuhan masyarakat Makassar biasanya diserahkan kepada perempuan untuk mengerjakannya. Dan kebanyakan dari perempuan Makassar memilih berbelanja di mall.
Waktu adalah ruang pertarungan yang nyata bagi kepentingan kelas di dalam masyarakat. Diskursus mengenai waktu kerja dan waktu luang yang saling menekan adalah ekspresi nyata dari pertarungan kelas dan bukti bahwa waktu adalah aspek yang sangat penting. Sebelum terlalu banyak yang menjastifikasi kita para perempuan yang sering ke mall dalam hal ada kepentingan yang harus terpenuhi dengan mendatangi mall marilah kita mengatur waktu senggang kita dengan membedakan antara waktu kerja dan waktu senggang yang sebenarnya.
Artikel by Karima Nur Wahida
Post by Nurfadhilah Bahar
Memang kapitalisme muncul di Eropa lebih dulu. Sejauh itu saya setuju dengan pendapat bahwa konsumerisme hasil pengaruh dunia barat. Tapi tidak (atau belum) ada satu bentuk tunggal budaya kapitalisme. Misalnya konsep mall datang dari Amerika, tapi berkembang di Asia. Terutama mall di dalam pusat kota. Mall-mall yang paling besar terletak di Cina, di Philipina atau di Malaysia. Tunjangan Plaza di Surabaya dibuka tahun 1986, mall besar di pusat kota pertama di Jerman (CentrO, Oberhousen) dibuka 1996. Kini mall-mall baru muncul di kota-kota di Jerman dan orang-orang Jerman memahami fenomena semacam ini sebagai pengaruh kebudayaan Asia.
Makassar adalah kota berkembang sangat cepat. Oleh karena itu Makassar berupa lapangan dimana kita bisa melihat dan memeriksa fenomena yang ada di seluruh Dunia: swastanisasi ruang umum. Tidak hanya swastanisasi ruang umum rillseperti Karebosi, melainkan juga formalisasi dan komodifikasi seluruh aspek hidup. Hiburan semakin sederhana , formal dan juga membosankan, dari film-film di televise sampai tempat-tempat hiburan swasta yang tidak lagi bisa diakses tanpa membeli tiket.
Waktu senggang dipahami sebagai praktek waktu senggang consumer yang dihabiskan masyarakat untuk mengisi waktu senggangnya. Pengalaman-pengalaman ini secara umum diadakan untuk menempatkannya dalam konteks budaya waktu senggang konsumen. Lokasinya sering dihubungkan dengan tema-tema seperti teman-teman dan situs pariwisata, pusat perbelanjaan, mall di kota-kota. “Data menunjukkan ekspresi waktu senggang konsumtif dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat”, berdasarkan observasi singkat yang dilakukan Veblen sebagai kelas senggang.
Ekspresi- ekspresi social perempuan Makassar memaknai waktu senggang seperti berkunjung ke mall-mall. Dalam kerangka ini perempuan Makassar adalah sebuah komunitas consumer yang menghabiskan waktu senggangnya tidak lagi dengan makna kontemplatif, tetapi pada makna simbolik konsumsi.
Budaya masyarakat saat ini yang berkaitan dengan konsumsi adalah sebuah bentukan dari keberlimpahan produksi serta tersedianya gerai-gerai dan iklan bagi produk-produk hasil industry. Perjalanan masyarakat dari pra industrial menuju masyarakat industry dan pasca industry secara keseluruhan terlihat mengekspresikan waktu senggangnya. Walaupun berbeda-beda dalam praktek konumsi dan menghabiskan waktu senggangnya, terlihat adanya kesamaan dan kesempatan meraih waktu senggang dan mengekspresikannya, yakni bagian dari berkurangnya waktu kerja. Diluar rana kerja, masyarakat pelahap waktu luang mulai terbentuk. Namun demikian masyarakat konsumen pasca industrial praktek waktu senggang sudah menjadi bagian yang sulit dipisahkan dengan waktu kerja secara jelas. Sebab kerja dan konsumsi hampir bisa dilakukan secara bersamaan dalam satu kesempatan.
Ekspresi-ekspresi seperti ini mengalami perubahan krusial ketika orang tidak mengenal lagi waktu kerja atau jam kerja. Tempat-tempat waktu senggang ini bahkan bisa ramai walaupun bukan pada waktu libur atau waktu senggang. Implikasinya, menonton televisi sebagai sebuah praktek konsumsi dan ekspresi waktu senggang semakin sulit dipisahkan secara hitam putih dengan kerja. Menonton tv membuat rating perusahaan penyiaran televisi bisa meningkat dan rating itu bisa menjadi komoditas jualan perusahaan penyiaran ke perusahaan pengiklanan. Disini waktu sudah menjadi ekspresi dari nilaiguna itu sendiri atau sebagai nilai tukar.
Dengan demikian komodifikasi waktu senggang yang ada saat ini adalah bagian tak terpisahkan dari sirkulasi capital. Tampaknya yang ada di jantung semua ini adalah konsumsi.
Pada awalnya perempuan dalam budaya konsumsi mendapatkan momentum pembagian tugas rumah tangga baru. Disini tugas berbelanja kebutuhan dan domestic itu dikerjakan perempuan. Tugas untuk wilayah public diserahkan pada laki-laki. Tetapi pertemuan budaya konsumen dan perempuan kemudian berubah menjadi momentum pembebasan bagi perempuan dari ruang domestic. Lebih khusus lagi kegiatan membeli itu sendiri semakin dianggap berharga dan penting, menciptakan peran khusus bagi kaum wanita sebagai administrator rumah tangga, mengatur konsumsi dengan pemilihan mereka atas barang dan jasa. Dengan hal ini perempuan dilibatkan dalam budaya konsumen. Posisi perempuan dalam budaya konsumen sebagai bagian dari subjek sekaligus objek budaya konsumen.
Kegiatan partisipasi perempuan dalam budaya konsumsi ini kadang-kadang tampil sebagai sebentuk alternative pembebasan, seperti kata Tuan Selfridge menyatakan bahwa dia telah mendorong emansipasi wanita dalam pembukaan pusat perbelanjaannya!. Namun tetap saja perempuan hanya menjadi target penjualan komoditas bagi perputaran capital di pusat-pusat belanja. Disini perempuan menjadi bagian penting dari aktivitas di mall sebagai sebuah aktivitas waktu senggang.
Perkembangan mutakhir Makassar saat ini tumbuh menjadi kota niaga. Perencanaan kota memberi label pada perkembangan dan kemana arah kota ini dibentuk Makassar City World, Makassar kota dunia. Deretan ruko, supermarket, minimarket, mall, jalan raya yang lebar, hotel-hotel mewah dan restaurant telah tumbuh dan menjadi keseharian masyarakat. Kondisi saat ini, Makasssar yang berpenduduk milyaran jiwa, mengalami fase keluar masuknya modal secara cepat sebagai akibat pertukaran dalam pusat-pusat perbelanjaan dan pembangunan.
Disinilah mungkin titik terang mulai lahirnya masyarakat konsumsi di Makassar. Ketika simbol-simbol dominan dalam tata ruang kota adalah simbol-simbol konsumsi masyarakat kapitalis. Dan inilah kondisi masyarakat Makassar saat ini. sebuah masyarakat konsumsi yang mengonsumsi lebih dari yang seharusnya. Bahkan untuk menggeluti waktu senggang atau apa yang dianggap lebih filosofis, masyarakat Makassar melakukannya di wahana-wahana konsumsi seperti mall.
Saat ini banyak masyarakat Makassar, baik berupa pendatang dari luar kota Makassar memilih berwaktu senggang di resor-resor tepi pantai Losari. Kota Makassar menjadi pilihan banyak masyarakat karena merupakan kota tepi pantai yang menghadap ke Barat. Tepi pantai losarinya memiliki pemandangan sunset yang indah. Pantai Losari adalah salah satu pantai yang menghadap ke Barat dan memiliki pemandangan matahari terbenam terindah di dunia. Perempuan maupun laki-laki, pemuda-pemudi maupun orang tua mendatangi pantai losari untuk berwaktu senggang. Selain Pantai Losari yang dipilih masyarakat kota Makassar untuk berwaktu senggang, sebagian dari mereka memilih Bioskop.
Dunia yang semakin modern ini membuat para masyarakat dan bahkan para perempuan yang seharusnya mengurus rumah tangga menjadi terhalang karena kemoderenan yang mulai masuk dan menjalar ke khalayak. Sebelum ada mall yang menjadi pilihan banyak masyarakat untuk berwaktu senggang, orang-orang terdahulu lebih memilih memanfaatkan waktu senggangnya di perpustakaan dengan membaca buku yang bisa bermanfaat bagi pembacanya. Ada pula yang memilih untuk ke tempat olahraga dan ruang public. Salah satu rana ruang publiknya yang terpopular di Makassar adalah Lapangan Karebosi. Lapangan yang terbuka yang terdiri dari lapangan sepak bola, lapangan volli, basket, tenis dan takraw. Disisi lapangan ini juga dikelilingi jalan yang biasanya digunakan untuk jogging dan tempat duduk santai.
Dalam hal ini, dunia yang semakin modern para perempuan sekarang lebih banyak memilih berwaktu senggang ke mall-mall yang ada dimakassar. Alasan mereka memilih mall karena mall itu nyaman dan bersih, lebih murah dan praktis, lebih lengkap, bisa menjadi tempat bersosialisasi dan mencari hiburan.
Perempuan dalam masyarakat Makassar memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki. Meskipun dalam beberapa tradisi bahwa laki-laki yang melakukan panai doe, yakni pemberian mahar tanda jadi kepada pihak keluarga perempuan, tetapi tidak serta merta laki-laki memiliki posisi yang lebih tinggi dari perempuan dalam banyak hal. Laki-laki dalam keluarga tetap menjadi kepla keluarga namun sacara amat terbuka keputusan-keputusan keluarga juga diputuskan oleh perempuan. Berbelanja kebutuhan masyarakat Makassar biasanya diserahkan kepada perempuan untuk mengerjakannya. Dan kebanyakan dari perempuan Makassar memilih berbelanja di mall.
Waktu adalah ruang pertarungan yang nyata bagi kepentingan kelas di dalam masyarakat. Diskursus mengenai waktu kerja dan waktu luang yang saling menekan adalah ekspresi nyata dari pertarungan kelas dan bukti bahwa waktu adalah aspek yang sangat penting. Sebelum terlalu banyak yang menjastifikasi kita para perempuan yang sering ke mall dalam hal ada kepentingan yang harus terpenuhi dengan mendatangi mall marilah kita mengatur waktu senggang kita dengan membedakan antara waktu kerja dan waktu senggang yang sebenarnya.
Artikel by Karima Nur Wahida
Post by Nurfadhilah Bahar
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr
BalasHapus