Dilarang Gondrong! Praktik Kekuasaan Orde Baru

Pada awa berdirinya Orde baru,musuh besar penguasa tertanyata bukan hanya   komunisme,melainkan Rambut Gondrong!.

Persoalan yang sepertinya sepele ini ternyata menyita perhatian khusus penguasa,petinggi militer mengeluarkan radiogram pelanggaran rambut gondrong! Pangkopkamtib bicara mengenainya di TVRI.Instansi publik menolak melayani orang-orang berambut gondrong mulai dari pelajar,mahasiswa,artis dan atlet dilarang gondrong.Razia dan denda digelar di jalan-jalan melibatkan anggota pasukan teritorial bersenjata gunting,bahkan dibentuk Bakorperagon (Badan Koordinasi Pemberantasan Rambut Gondrong ).

  Pertanyaannya adalah mengapa? Mengapa Orde Baru begitu cemas akan rambut gonrdrong?

 “Kisah memikat tentang munculnya anak muda sebagai kategori politik dan budaya di masa Orde baru.Mengambil tema gaya hidup yang sepenuhnya diabaikan dalam studi sejarah konvensional di Indonesia,studi yang orisinal ini sanggup mengupas kontradiksi dalam “politik anti-politik” Orde Baru,terobosan penting dalam studi sejarah sosial.”

 -Hilmar farid,Intitut Sejarah Sosial Indonesia

“Pelanggaran rambut gondrong tahun 60-an dan 70-an bukan hnya soal perbedaan persepsi tua versus muda, militer versus sipil, laki-laki versus perempuan.tetapi menyangkut pula masalah pratik kekuasaan dan simbol perlawan terhadap kekuasaan tersebut.Mengapa penjahat yang ditangkap aparat keamanan kepalanya harus digunduli? Apakah ada anasir subversi bersembunyi di bawah rambut itu. Pada era ’70-an biasa perampok diberitakan berambut gondrong,tetapi sebaliknya era ’90-an para aktivis dikabarkan berambut cepak.” 

Penulis :  Fadly Nurfitrah Ramadhan /50500113106/Jur C

Post      : Lisa Indrawati