Label

Rabu, 13 Januari 2016

Ketua Baru, Gedung Baru Bagi Pemberantas Korupsi KPK

Tepat pada tanggal 21 Desember, dipenghujung tahun 2015, ketua terpilih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo dilantik oleh Presiden Joko Widodo. Pelantikan pimpinan KPK tersebut bersamaan dengan  dikeluarkannya Kepetusan Presiden (Kepres) nomor 133/ P/ tahun 2015.

Agus Rahardjo menjadi ketua KPK pertama yang berlatar belakang lulusan tekhnik bukan sebagai lulusan hukum. Hal ini jelas berbeda dengan mantan ketua KPK yang pernah menjabat seperti Taufiqurrahman Rukie, Antasari Azhar, atau pun Abraham Samad yang masing-masing pernah mengenyam bangku kuliah dijurusan hukum.

Dibalik kisah Agus Rahardjo yang terpilih menjadi ketua pertama tanpa dasar pendidikan hukum tidak membuat sanksi berbagai pihak akan kinerjanya dikemudian hari dalam membabat para koruptor-koruptor licik di negeri ini. Ia dikenal sebagai sosok yang sangat sederhana. Dari laporan panitia seleksi calon pimpinan KPK disebutkan, ia tinggal disebuah rumah sederhana berlantai satu dengan jumlah tabungan Rp. 20.000.000,00.

Kini ketua baru dengan pasukan pembasmi tikus pengerat uang rakyat akan segera beraksi dengan fasilitas barunya. Tepatnya, sebuah gedung berwarna merah putih berdiri tegak di wilayah Jakarta Selatan. Tidak lain itu adalah gedung baru KPK yang telah diresmikan pembukaannya oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 29 Desember 2015 lalu. Pembukaan gedung baru tersebut menyedot perhatian bagi banyak kalangan termasuk dengan hadirnya mantan presiden RI SBY dan BJ Habibie saat pembukaanya dilangsungkan.

Gedung mewah yang didirikan dengan menghabiskan dana Rp 135 Miliar yang bersumber dari APBN tersebut terdiri atas satu gedung utama yang dijadikan sebagai kantor pimpinan serta penyidik dan satu lagi gedung yang berfungsi sebagai penjara serta dapat menampung 50 orang tahanan.

Dengan adanya ketua baru dan gedung baru bagi lembaga independen negara ini, banyak pihak yang mengharapkan kinerja KPK yang lebih kedepannya dalam memberantas korupsi. Sejak diresmikan tahun 2002 oleh presiden Megawati Soekarno Putri, KPK telah berkali-kali berganti tambuk kepemimpinan. Kasus-kasus besar yang menyeret petinggi negeri pun telah banyak yang diselesaikan.

Wajar saja jika banyak pihak yang merasa terganggu posisinya dengan kehadiran KPK. Baju tahanan berwara jingga terang, tentu akan membayangi para koruptor yang masih bersembunyi di dalam sarangnya dan enggan menampakkan  wajah. Berbagai cara pelemahan terhadap lembaga independen ini pun terjadi. Masih lekat dalam ingatan kriminalisasi terhadap mantan ketua KPK Antasari Azhar, lalu disambung dengan kasus Bibit Candra, Penangkapan Bambang Widjoyanto hingga Abraham Samad.

Semua kasus kriminalisasi terhadap KPK melibatkan kepolisian. Hingga muncullah istilah cicak lawan buaya yang dimulai dari terbitnya berita melalui koran tempo dengan judul “Cicak Kok Lawan Buaya” yang menggambarkan KPK sebagai lembaga kecil seumpama cicak sementara kepolisian ibarat buaya, reptil yang tergolong besar dan sangar.

Kisah demi kisah terus bergulir diantara cicak dan buaya. Harapan akan negara yang bebas dari koruptor masih terus hidup dan diwujudkan dalam lembaga bernama KPK. Isu pelemahan terhadap KPK masih terus mengikuti . Namun dengan adanya ketua baru dengan gedung baru berwarna merah putih diharapkan membawa semangat yang lebih bagi para personil KPK dalam memberantas koruptor.

Setidaknya, KPK akan memiliki kisah manis seperti yang dicontohkan oleh lembaga anti korupsi Hongkong Independent Commission Agains Corupptioan (ICAI) yang telah berjuang sejak 1974 membasmi korupsi. Hingga Hongkong mampu mendapat gelar sebagai negara dengan pemerintahan yang bersih dan menduduki peringkat ke 17 sebagai negara dengan tingkat korupsi terendah di dunia dan menjadi contoh banyak lembaga anti korupsi di dunia termasuk KPK dalam menyelesaikan berbagai macam kasus.

NAMA: SULKIA RESKI
NIM: 50500113056
JURUSAN: JURNALISTIK
Post : Nurfadhilah Bahar

1 komentar:

  1. Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr

    BalasHapus