Mandar
adalah salah satu suku, dari sekian banyak suku yang ada di Indonesia, dan
terletak di daerah Sulawesi Barat. Suku ini belum banyak diketahui oleh orang-orang
yang ada di Indonesia khususnya di luar pulau Sulawesi. Namun perlu kita
ketahui bahwa orang Mandar dikenal sebagai pelaut ulung, mereka tidak akan bisa
hilang dan tersesat di laut lepas Pelras (2006).
Melaut
bagi suku mandar merupakan penyatuan diri dengan laut. Laut menjadi tempat
mereka memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu, bekerja sebagai nelayan. Orang mandar
sendiri mempunyai ciri
khas dalam berlayar, bisa dilihat dari alat transportasi yang digunakan
yaitu perahu atau dalam bahasa mandarnya lopi.
Mandar dikenal sebagai pencipta perahu
tercepat di kawasan Austronesia. Perahu
tradisional ini yang biasanya dipakai berlayar untuk mencari ikan yang mempunyai
kecepatan hingga 20 knot/perjam atau setara dengan 30-40 KM/Jam.
Perahu
khas mandar ini terbuat dari kayu, yang panjang lebarnya 7-11 meter dengan
lebar 60-80 cm, untuk ukuran perahu yang dipakai untuk berlayar mengarungi
samudra perahu ini sangat kecil namun sangat lincah mengarungi laut luas. Di kiri-kanan
perahu ini dipasang cadik dari bambu sebagai penyeimbang. Untuk berlayar perahu
ini tidak menggunakan bahan bakar, hanya
mengandalkan dorongan angin yang ditangkap dengan layar berbentuk segitiga.
Jadi butuh orang-orang yang pintar membaca angin serta tangguh dan berani untuk
mengoperasikan perahu ini.
Karena
bentuknya yang kecil dan ujung perahu runcing maka orang-orang mandar
menamainya Lopi Sandeq (Perahu
Runcing/lancip) dan catnya rata-rata putih bersih, ini telah mengajarkan
nelayan muda Mandar untuk membaca arus, membaca angin, serta ritual yang ada di
dalamnya. Selain itu Sandeq juga dijadikan sebagai sarana transportasi para
pedagang pada masa silam dengan mengarungi lautan untuk menjual hasil bumi
tanah mereka. Sandeq juga memiliki konstruksi yang dikenal awet karena
mampu mengarungi jarak ratusan kilometer melintasi berbagai negara. Karena
kemampuannya itu, Perahu ini juga telah meraih ketenarannya di berbagai belahan
dunia yang pernah dilaluinya, antara lain: Prancis, Jepang, Malaysia, Vietnam
dan Filipina. (Melayu Online.com/01/04/16)
Nelayan
Mandar mulai menggunakan perahu (Lopi).
Sandeq pada tahun 1930-an. Menurut masyarakat Mandar perahu ini pertama kali
dikembangkan oleh tukang perahu di Kampung Pambusuang, sebuah kampung yang
terletak di pantai Teluk Mandar, sekitar 300 km di sebelah utara Makassar.
Pembuatan perahu tersebut terinspirasi oleh model salah satu perahu besar di
pelabuhan Makassar saat itu. Sebelum Sandeq, perahu yang biasa digunakan adalah
jenis pakur yang sekilas menyerupai sandeq. Perahu pakur ini menggunakan layar
tanja’ – layar berbentuk segiempat yang tidak bisa ditarik atau digulung.
Karena dinilai tidak praktis, layar tersebut diganti dengan layar segitiga.
Perubahan layar tersebut kemudian diikuti dengan perubahan bentuk lambung,
tiang layar, dan cadik. Begitulah awal mula dari perahu Sandeq. Alimuddin
(2010).
Sayang,
perkembangan zaman nampaknya kurang berpihak pada kelestarian Perahu Sandeq. Pada tahun 1990-an masyarakat
Mandar mulai tergoda menggunakan perahu yang sedikit moderen, baik alasan lebih
mudah mengoperasikan dan lebih efektif untuk menangkap ikan. Akhirnya sedikit
demi sedikit perahu Sandeq ditinggalkan
dan sudah jarang dijumpai di lautan lepas. Melihat kondisi ini ditahun 1995-an,
peneliti asal Jerman Horst H Liebner mengadakan perlombaan
Perahu (Lopi) Sandeq yang bertujuan untuk melestarikan dan
meneruskan warisan budaya bahari
masyarakat Mandar. Perlombaan ini dinamakan Sandeq
Race. Selain itu Sandeq Race ini juga berfungsi untuk melatih
para nelayan muda untuk mebaca arus, memabaca angin, dan mempelajri ritual yang ada
didalamnya.
Jadi dulu sebelum berlayar mencari ikan orang
Mandar mengadakan Ritual dan itu merupakan kepercayaan mereka sendiri bahwa
mereka harus mengadakan ritual dengan cara berdo’a agar mereka selamat sampai
tujuan dan kembali pun dengan selamat. Tidak bisa dipungkiri bahwa berlayar dan
berada ditengah laut itu sangat tinggi resikonya. Dan awak sandeq juga percaya
bahwa setiap tempat pasti ada penguninya dan mengenai hal-hal gaib dan mistis
dia sudah paham. Sampai sekarang, walaupun para nelayan tidak menggunakan
Perahu Sandeq dia masih tetap
mengadakan yang namanya ritual .
Patut kita bangga sebagai orang Mandar,
selain bentuknya yang elok, perahu Sandeq
juga sudah menembus skala
internasional dan sudah diakui di dunia pariwisata dan pelayaran internasional.
Perahu Sandeq menjadi
salah satu asset nasional dan telah dipamerkan di Paris, Perancis,
juga dimuseumkan di Museum d’Histoire Naturelle dengan nama “Semangat Mandar”.
Lomba sandeq mengandung unsur kebanggaan yang sangat
tinggi. Pemenang lomba akan terangkat status sosialnya, dan menjadi buah bibir
di masyarakat. Kebanggaan sebagai passandeq itulah yang mendorong beberapa
masyarakat untuk membuat sandeq yang khusus digunakan untuk lomba. Di luar
lomba, sandeqnya hanya disimpan di kolong rumah panggungnya. “Setiap bulan kita
cat ulang supaya awet. Kalau sudah dekat perlombaan, sandeq dikeluarkan untuk
latihan hingga hari perlombaan.
Sandeq
Race digelar setiap bulan agustus, yang diadakan oleh Pemerintah Proinsi
Sulawesi Barat menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dengan mengambil
rute dari Mamuju Sulawesi Barat sampai Makassar Sulawesi Selatan dengan jarak
tempuh 300 ml laut. Disinilah banyak masyarakat Mandar datang kepinggir pantai
guna melihat Perahu Sandeq dan awaknya
yang lihai dan lincah menarik tali layar yang ditiup angin dan itu saling
bergantian dilakukan oleh para passandeq
(awak kapal). Dengan perlombaan ini Perahu Sandeq
di daerah pesisir pantai Mandar semakin terus bertambah dan tidak akan
pernah hilang dan akan mendarah daging dalam diri oleh para pelaut ulung dari
suku Mandar.
Penulis : Firman / 50500113070 / Jur B
Post : Ashari Prawira Negara
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr
BalasHapus