Label

Jumat, 15 Januari 2016

Sandeq Simbol Orang Mandar




Mandar adalah salah satu suku, dari sekian banyak suku yang ada di Indonesia, dan terletak di daerah Sulawesi Barat. Suku ini belum banyak diketahui oleh orang-orang yang ada di Indonesia khususnya di luar pulau Sulawesi. Namun perlu kita ketahui bahwa orang Mandar dikenal sebagai pelaut ulung, mereka tidak akan bisa hilang dan tersesat di laut lepas Pelras (2006).
Melaut bagi suku mandar merupakan penyatuan diri dengan laut. Laut menjadi tempat mereka memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu, bekerja sebagai nelayan. Orang mandar sendiri  mempunyai  ciri  khas dalam berlayar, bisa dilihat dari alat transportasi yang digunakan yaitu perahu atau dalam bahasa mandarnya lopi. Mandar dikenal  sebagai pencipta perahu tercepat di kawasan  Austronesia. Perahu tradisional ini yang biasanya dipakai berlayar untuk mencari ikan yang mempunyai kecepatan hingga 20 knot/perjam atau setara dengan 30-40 KM/Jam.
Perahu khas mandar ini terbuat dari kayu, yang panjang lebarnya 7-11 meter dengan lebar 60-80 cm, untuk ukuran perahu yang dipakai untuk berlayar mengarungi samudra perahu ini sangat kecil namun sangat lincah mengarungi laut luas. Di kiri-kanan perahu ini dipasang cadik dari bambu sebagai penyeimbang. Untuk berlayar perahu ini  tidak menggunakan bahan bakar, hanya mengandalkan dorongan angin yang ditangkap dengan layar berbentuk segitiga. Jadi butuh orang-orang yang pintar membaca angin serta tangguh dan berani untuk mengoperasikan perahu ini.
Karena bentuknya yang kecil dan ujung perahu runcing maka orang-orang mandar menamainya Lopi Sandeq (Perahu Runcing/lancip) dan catnya rata-rata putih bersih, ini telah mengajarkan nelayan muda Mandar untuk membaca arus, membaca angin, serta ritual yang ada di dalamnya. Selain itu Sandeq juga dijadikan sebagai sarana transportasi para pedagang pada masa silam dengan mengarungi lautan untuk menjual hasil bumi tanah mereka. Sandeq juga memiliki konstruksi yang dikenal awet karena mampu mengarungi jarak ratusan kilometer melintasi berbagai negara. Karena kemampuannya itu, Perahu ini juga telah meraih ketenarannya di berbagai belahan dunia yang pernah dilaluinya, antara lain: Prancis, Jepang, Malaysia, Vietnam dan Filipina. (Melayu Online.com/01/04/16)
Nelayan Mandar mulai menggunakan perahu (Lopi). Sandeq pada tahun 1930-an. Menurut masyarakat Mandar perahu ini pertama kali dikembangkan oleh tukang perahu di Kampung Pambusuang, sebuah kampung yang terletak di pantai Teluk Mandar, sekitar 300 km di sebelah utara Makassar. Pembuatan perahu tersebut terinspirasi oleh model salah satu perahu besar di pelabuhan Makassar saat itu. Sebelum Sandeq, perahu yang biasa digunakan adalah jenis pakur yang sekilas menyerupai sandeq. Perahu pakur ini menggunakan layar tanja’ – layar berbentuk segiempat yang tidak bisa ditarik atau digulung. Karena dinilai tidak praktis, layar tersebut diganti dengan layar segitiga. Perubahan layar tersebut kemudian diikuti dengan perubahan bentuk lambung, tiang layar, dan cadik. Begitulah awal mula dari perahu Sandeq. Alimuddin (2010).
Sayang, perkembangan zaman nampaknya kurang berpihak pada kelestarian Perahu Sandeq. Pada tahun 1990-an masyarakat Mandar mulai tergoda menggunakan perahu yang sedikit moderen, baik alasan lebih mudah mengoperasikan dan lebih efektif untuk menangkap ikan. Akhirnya sedikit demi sedikit perahu Sandeq ditinggalkan dan sudah jarang dijumpai di lautan lepas. Melihat kondisi ini ditahun 1995-an, peneliti asal Jerman  Horst H Liebner mengadakan perlombaan Perahu (Lopi) Sandeq  yang bertujuan untuk melestarikan dan meneruskan warisan budaya  bahari masyarakat Mandar. Perlombaan ini dinamakan Sandeq Race. Selain itu Sandeq Race  ini juga berfungsi  untuk melatih  para nelayan muda untuk mebaca arus, memabaca  angin, dan mempelajri ritual yang ada didalamnya.
Jadi dulu sebelum berlayar mencari ikan orang Mandar mengadakan Ritual dan itu merupakan kepercayaan mereka sendiri bahwa mereka harus mengadakan ritual dengan cara berdo’a agar mereka selamat sampai tujuan dan kembali pun dengan selamat. Tidak bisa dipungkiri bahwa berlayar dan berada ditengah laut itu sangat tinggi resikonya. Dan awak sandeq juga percaya bahwa setiap tempat pasti ada penguninya dan mengenai hal-hal gaib dan mistis dia sudah paham. Sampai sekarang, walaupun para nelayan tidak menggunakan Perahu Sandeq dia masih tetap mengadakan yang namanya ritual .
Patut kita bangga sebagai orang Mandar, selain bentuknya yang elok, perahu Sandeq juga sudah menembus skala internasional dan sudah diakui di dunia pariwisata dan pelayaran internasional. Perahu Sandeq menjadi salah satu asset nasional dan  telah dipamerkan  di Paris, Perancis, juga dimuseumkan di Museum d’Histoire Naturelle dengan nama “Semangat Mandar”.
Lomba sandeq mengandung unsur kebanggaan yang sangat tinggi. Pemenang lomba akan terangkat status sosialnya, dan menjadi buah bibir di masyarakat. Kebanggaan sebagai passandeq itulah yang mendorong beberapa masyarakat untuk membuat sandeq yang khusus digunakan untuk lomba. Di luar lomba, sandeqnya hanya disimpan di kolong rumah panggungnya. “Setiap bulan kita cat ulang supaya awet. Kalau sudah dekat perlombaan, sandeq dikeluarkan untuk latihan hingga hari perlombaan.
Sandeq Race digelar setiap bulan agustus, yang diadakan oleh Pemerintah Proinsi Sulawesi Barat menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dengan mengambil rute dari Mamuju Sulawesi Barat sampai Makassar Sulawesi Selatan dengan jarak tempuh 300 ml laut. Disinilah banyak masyarakat Mandar datang kepinggir pantai guna melihat Perahu Sandeq dan awaknya yang lihai dan lincah menarik tali layar yang ditiup angin dan itu saling bergantian dilakukan oleh para passandeq (awak kapal). Dengan perlombaan ini Perahu Sandeq di daerah pesisir pantai Mandar semakin terus bertambah dan tidak akan pernah hilang dan akan mendarah daging dalam diri oleh para pelaut ulung dari suku Mandar.

Penulis : Firman / 50500113070 / Jur B
Post      : Ashari Prawira Negara

1 komentar:

  1. Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr

    BalasHapus