Pertumbuhan penduduk memberikan dampak di berbagai sektor, salah satunya permasalahan sampah. Sampah tersebut dihasilkan dari berbagai aktivitas masyarakat yang membutuhkan sandang, pangan, dan papan yang cukup besar. Jika tidak dikelola dengan baik sampah-sampah tersebut tentu akan menimbulkan lebih banyak masalah dikemudian hari.
Indonesia memiliki penduduk 327 juta jiwa berbanding lurus dengan produksi sampah setiap harinya. Diperkirakan, tahun 2025 produksi sampah di Indonesia akan mencapai angka 130.000 ton perhari. Ancaman itu bukan tanpa alasan. Pasalnya aktivitas masyarakat pada umumnya menuntut untuk selalu berhubungan dengan makanan dalam kemasan.
Sementara untuk wilayah Makasssar sendiri sampah yang diproduksi di Makassar mencapai 871 ton perhari. Produksi sampah yang dihasilkan sudah dirata-ratakan dengan jumlah penduduk di Makassar yang hingga saat ini mencapai 1,5 juta jiwa. Sampah yang dihasilkan antara lain berasal dari sampah rumah tangga, rumah sakit, pusat perbelanjaan, pasar maupun industri.
Timbunan sampah tersebut dapat menyebabkan permasalahan baik secara langsung maupun tidak langsung bagi penduduk kota terutama penduduk yang tinggal di area sekitar tempat penampungan sampah. Dampak langsung yang dapat kita rasakan dari penumpukan sampah diantaranya adalah berbagai penyakit menular seperti penyakit kulit, gangguan pernafasan serta dapat menganggu keindahan estetika lingkungan karena terkontaminasinya lingkungan dengan tumpukan sampah dan bau busuk yang sangat menyengat hidung. Sedangkan dampak tidak langsungnya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh timbunan sampah yang dibuang di sungai maupun got sehingga menghambat arus air.
Pengelolahan sampah hingga saat ini lebih memperhatikan keindahan estetika tanpa memikir lebih jauh tentang dampak yng dapat ditimbulkan dari pembusukan sampah. Apabila tidak dikelola dengan baik, sampah yang pada umumnya berasal dari limbah organik yang merupakan antropogenic waste akan mengalami degradasi dan terurai menjadi gas methan (CH4). Gas CH4 adalah gas rumah kaca yang bisa menyebabkan timbulnya efek rumah kaca yang berpotensi menjadi penyebab pemanasan global.
Mekanisme penguraian sampah yang berasal dari limbah organik menjadi gas CH4, mirip dengan proses pembusukan sampah secara alamiah, yaitu peruraian secara anaerobic dan berefek pada rumah kaca.
Sampai saat ini pengelolahan sampah dari pemerintah masih merujuk pada peraturan Undang Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2018 tentang pengelolaan sampah. Salah satu pengelolaannya seperti mendaur ulang sampah. Dalam pasal 20 ayat 1 pemerintah harus memberikan fasilitasi pengguna ulang dan pendaur ulang sampah.
Selain itu, pemerintah kota Makassar sendiri telah membuat program untuk mengatasi sampah. Program tersebut adalah lihat sampah ambil yang sering kita sebut sebut LISA. untuk meningkatkan kerja program ini, pemerintah kota makassar menyediakan truk sampah yang bertuliskan Makassar tidak rantasa’.
Hanya saja langkah ini dianggap masih belum maksimal menuntaskan permasalahan sampah. Makanya sebagian kalangan kemudian membuat sebuah inovasi untuk mengatasi sampah seperti mendirikan sebuah bank sampah. Salah satu bank sampah tersebut ada di Makassar. Fungsinya untuk mengurangi sampah, yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Caranya dengan melakukan pemilahan dari sumbernya yakni rumah tangga, mengingat sampah terbanyak dihasilkan dari rumah tangga.
Sesuai namanya, Bank Sampah dikelola dengan sistem perbankan yang pada awalnya dilakukan oleh petugas sukarelawan. Meski pada akhirnya pemerintah Makassar menjadikan bagian dari pemerintahan. Karena dikelola dengan sistem perbankan, makanya dikenal pula istilah nasabah. Mereka adalah orang-orang yang menyetorkan sampah miliknya.
Meski tidak semua sampah bisa langsung disetor, karena kategori sampah sudah ditentukan sebelumnya oleh pengelola. Hanya sampah jenis Logam, Plastik, Kertas yang bisa masuk ke bank sampah. Dan tidak lupa, mereka yang terdaftar sebagai nasabah akan memiliki buku tabungannya sendiri.
Sampai saat ini jumlah bank sampah yang ada di Makassar sudah mencapai 112 titik dengan jumlah nasabah mencapai 4000 orang. Pemerintah kota Makassar menyediakan 150 unit mobil sampah, dan 4 mobil beroperasi khusus di bank sampah pusat. Sementara ini, bank sampah mengelola omzet sebesar Rp. 500 juta pertahun dan dapat mengurangi hingga 800 ton sampah pertahun.
Secara maksimal bank sampah ini mampu memilah dan mengolah sampah hingga 85 persen sehingga yang masuk di TPA hanya sekitar 15 persen. Untuk menarik minat masyarakat untuk mengelolah bank sampah, pemerintah menyiapkan dana bagi pengelolah untuk membayar nasabah yang membawa sampah. Perkilogram sampah yang sudah dipilah sesuai dengan kategorinya dihargai sekitar Rp. 8.500.
Wujud pengelolaan sampah dengan cara ini pun sudah mulai terlihat. Masyarakat yang berada di sekitar unit bank sampah yang tersebar di seluruh wilayah Makassar sudah kian sadar dengan kebersihan.
Disisi lain masyarakat bisa membuat sampah menjadi barang ekonomis. Sehingga bisa menjadi penghasilan tambahan karena saat mereka menukarkan sampahnya mereka akan mendapatkan imbalan berupa uang yang dikumpulkan dalam rekening yang mereka miliki.
Nasabah tidak hanya bisa menukar sampahnya lembaran-lembaran uang saja, namun bisa juga dengan beras, gula, minyak, atau sabun. Bahkan ini akan sangat membantu siswa-siswi yang kurang beruntung secara finansial.
Jika dikelola secara maksimal langkah ini boleh jadi menjadi solusi penyelesaian masalah sampah. Mengingat lembaga ini memiliki tujuan untuk membantu pengelolaan sampah di Indonesia. Serta membuat masyarakat sadar akan lingkungan yang bersih sehat, dan rapi.
By: Sri Wahyudi Astuti
Jurnalistik B
Post : Nurfadhilah Bahar
Indonesia memiliki penduduk 327 juta jiwa berbanding lurus dengan produksi sampah setiap harinya. Diperkirakan, tahun 2025 produksi sampah di Indonesia akan mencapai angka 130.000 ton perhari. Ancaman itu bukan tanpa alasan. Pasalnya aktivitas masyarakat pada umumnya menuntut untuk selalu berhubungan dengan makanan dalam kemasan.
Sementara untuk wilayah Makasssar sendiri sampah yang diproduksi di Makassar mencapai 871 ton perhari. Produksi sampah yang dihasilkan sudah dirata-ratakan dengan jumlah penduduk di Makassar yang hingga saat ini mencapai 1,5 juta jiwa. Sampah yang dihasilkan antara lain berasal dari sampah rumah tangga, rumah sakit, pusat perbelanjaan, pasar maupun industri.
Timbunan sampah tersebut dapat menyebabkan permasalahan baik secara langsung maupun tidak langsung bagi penduduk kota terutama penduduk yang tinggal di area sekitar tempat penampungan sampah. Dampak langsung yang dapat kita rasakan dari penumpukan sampah diantaranya adalah berbagai penyakit menular seperti penyakit kulit, gangguan pernafasan serta dapat menganggu keindahan estetika lingkungan karena terkontaminasinya lingkungan dengan tumpukan sampah dan bau busuk yang sangat menyengat hidung. Sedangkan dampak tidak langsungnya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh timbunan sampah yang dibuang di sungai maupun got sehingga menghambat arus air.
Pengelolahan sampah hingga saat ini lebih memperhatikan keindahan estetika tanpa memikir lebih jauh tentang dampak yng dapat ditimbulkan dari pembusukan sampah. Apabila tidak dikelola dengan baik, sampah yang pada umumnya berasal dari limbah organik yang merupakan antropogenic waste akan mengalami degradasi dan terurai menjadi gas methan (CH4). Gas CH4 adalah gas rumah kaca yang bisa menyebabkan timbulnya efek rumah kaca yang berpotensi menjadi penyebab pemanasan global.
Mekanisme penguraian sampah yang berasal dari limbah organik menjadi gas CH4, mirip dengan proses pembusukan sampah secara alamiah, yaitu peruraian secara anaerobic dan berefek pada rumah kaca.
Sampai saat ini pengelolahan sampah dari pemerintah masih merujuk pada peraturan Undang Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2018 tentang pengelolaan sampah. Salah satu pengelolaannya seperti mendaur ulang sampah. Dalam pasal 20 ayat 1 pemerintah harus memberikan fasilitasi pengguna ulang dan pendaur ulang sampah.
Selain itu, pemerintah kota Makassar sendiri telah membuat program untuk mengatasi sampah. Program tersebut adalah lihat sampah ambil yang sering kita sebut sebut LISA. untuk meningkatkan kerja program ini, pemerintah kota makassar menyediakan truk sampah yang bertuliskan Makassar tidak rantasa’.
Hanya saja langkah ini dianggap masih belum maksimal menuntaskan permasalahan sampah. Makanya sebagian kalangan kemudian membuat sebuah inovasi untuk mengatasi sampah seperti mendirikan sebuah bank sampah. Salah satu bank sampah tersebut ada di Makassar. Fungsinya untuk mengurangi sampah, yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Caranya dengan melakukan pemilahan dari sumbernya yakni rumah tangga, mengingat sampah terbanyak dihasilkan dari rumah tangga.
Sesuai namanya, Bank Sampah dikelola dengan sistem perbankan yang pada awalnya dilakukan oleh petugas sukarelawan. Meski pada akhirnya pemerintah Makassar menjadikan bagian dari pemerintahan. Karena dikelola dengan sistem perbankan, makanya dikenal pula istilah nasabah. Mereka adalah orang-orang yang menyetorkan sampah miliknya.
Meski tidak semua sampah bisa langsung disetor, karena kategori sampah sudah ditentukan sebelumnya oleh pengelola. Hanya sampah jenis Logam, Plastik, Kertas yang bisa masuk ke bank sampah. Dan tidak lupa, mereka yang terdaftar sebagai nasabah akan memiliki buku tabungannya sendiri.
Sampai saat ini jumlah bank sampah yang ada di Makassar sudah mencapai 112 titik dengan jumlah nasabah mencapai 4000 orang. Pemerintah kota Makassar menyediakan 150 unit mobil sampah, dan 4 mobil beroperasi khusus di bank sampah pusat. Sementara ini, bank sampah mengelola omzet sebesar Rp. 500 juta pertahun dan dapat mengurangi hingga 800 ton sampah pertahun.
Secara maksimal bank sampah ini mampu memilah dan mengolah sampah hingga 85 persen sehingga yang masuk di TPA hanya sekitar 15 persen. Untuk menarik minat masyarakat untuk mengelolah bank sampah, pemerintah menyiapkan dana bagi pengelolah untuk membayar nasabah yang membawa sampah. Perkilogram sampah yang sudah dipilah sesuai dengan kategorinya dihargai sekitar Rp. 8.500.
Wujud pengelolaan sampah dengan cara ini pun sudah mulai terlihat. Masyarakat yang berada di sekitar unit bank sampah yang tersebar di seluruh wilayah Makassar sudah kian sadar dengan kebersihan.
Disisi lain masyarakat bisa membuat sampah menjadi barang ekonomis. Sehingga bisa menjadi penghasilan tambahan karena saat mereka menukarkan sampahnya mereka akan mendapatkan imbalan berupa uang yang dikumpulkan dalam rekening yang mereka miliki.
Nasabah tidak hanya bisa menukar sampahnya lembaran-lembaran uang saja, namun bisa juga dengan beras, gula, minyak, atau sabun. Bahkan ini akan sangat membantu siswa-siswi yang kurang beruntung secara finansial.
Jika dikelola secara maksimal langkah ini boleh jadi menjadi solusi penyelesaian masalah sampah. Mengingat lembaga ini memiliki tujuan untuk membantu pengelolaan sampah di Indonesia. Serta membuat masyarakat sadar akan lingkungan yang bersih sehat, dan rapi.
By: Sri Wahyudi Astuti
Jurnalistik B
Post : Nurfadhilah Bahar
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr
BalasHapus