Label

Kamis, 14 Januari 2016

Bersatu dengan Allah




             Ada sekelompok orang yang tidak percaya terhadap adanya Tuhan. Kalau dilihat dari latar belakangnya, mereka bisa dikelompokkan lagi ke dalam beberapa golongan.

  • Orang yang tidak percaya kepada Tuhan karena kesombongan.
  • Orang yang tidak percaya kepada Tuhan, karena kebodohan dan ketidakmampuannya.
  • Orang yang tidak percaya kepada Tuhan, karena malas berpikir dan tidak mau repot karenanya.


Sementara kelompok yang lain adalah mereka yang mempercayai bahwa Tuhan ada.

  • Orang yang percaya pada Tuhan karena doktrin.
  • Orang yang percaya pada Tuhan karena logika dan rasio.
  • Orang-orang yang percaya kepada Tuhan karena merasa membutuhkan kehadiran-Nya.
  • Orang-orang memperoleh kesimpulan bahwa Tuhan yang ada di alam semesta ini sebenarnya adalah Tuhan Yang Satu.

Setiap manusia memiliki naluri ketuhanan. Persoalannya adalah, apakah mereka merasa membutuhkan kehadiranNya ataukah tidak. Dalam hal interaksi dengan Tuhan ini, mereka terdiri dari beberapa kelompok, yaitu :
1.      Orang yang tidak mau melakukan interaksi dengan Tuhan, karena merasa tidak butuh.
2.      Orang yang malas berinteraksi denganNya.
3.      Orang yang melakukan interaksi dengan Tuhan secara terpaksa.
4.      Orang yang merasakan manfaat dalam berinterkasi dengan Tuhan.
Kita ingin memiliki Tuhan yang bisa dibanggakan. Tuhan yang bisa dijadikan tempat bergantung ketika butuh pertolongan. Tuhan yang bisa mengajari ilmu pengetahuan dan kepahaman tentang segala sesuatu. Tuhan yang selalu menjaga kesehatan kita dan selalu mencukupi kebutuhan hidup kita. Tuhan yang menyayangi dan sekaligus ‘menarik’ untuk kita cintai dan kita sayangi. Kalau bertuhan itu jangan kepada hal-hal yang remeh-remeh. Tapi bertuhanlah kepada yang hebat sekalian. Jangan tanggung-tanggung. Sebagaimana Firman Allah dalam QS. Ahqaf ayat 28 yang artinya :
”maka mengapa yang mereka sambah selain Allah sebagai Tuhan untuk mendekatkan diri, tidak dapat menolong mereka? Bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap dari mereka? Itulah akibat kebohongan mereka dan apa yang dahulu mereka ada-adakan.”
Maka, ‘Tuhan yang sebenarnya’ itu sesungguhnya adalah Tuhan yang satu. Tuhannya siapa saja. Tuhan adalah semua makhluk yang berakal. Tidak ada yang berhak mengklaim bahwa Tuhan yang benar itu adalah Tuhan  golongan tau kelompok tertentu. Selama kita mengacu kepada sifat-sifat yang benar dari Dzat ketuhanan itu, maka kita telah mengacu kepada Tuhan yang sama. Apapun namanya. Dalm konteks Al-Qur’an itulah yang kita sebut sebagai Allah.
Allah tidak pernah mempermasalahkan nama-nama. Karena yang lebih substansial adalah Dzat. ‘Nama’ hanyalah pepesan kosong. Dengan kata lain, Allah ingin menegaskan bahwa Tuhan di alam semesta ini – tidak bisa tidak – Cuma satu saja. Apapun namaNya, jika Ia benar-benar Tuhan, maka pasti akan mengarah kepada Dzat yang Tunggal, yaitu Allah.
Selain Maha Nyata, Allah juga bersifat Zhahir dan Bathin. Zhahir adalah lahiriah,fisikal sedangkan Bathin adalah btiniah, sesuatu yang tersembunyi. Mesikpun Allah Nyata dan Zhahir, tidak berarti kita lantas bisa melihatNya. Tidak selalu kita bisa melihat sesuatu, meskipun sesuatu itu nyata dan zhahir.
    
     Tuhan Allah adalah Dzat yang Maha Besar. Paling Besar. DzatNya tidak berada di dalam jagad raya semesta, melainkan jagad raya itulah yang berada di dalam kebesaran Dzat Allah. Bahkan, jagad raya yang berisi triliunan benda langit itu, sebenarnya hanyalah setitik debu dari kebesaran Allah. Karena iyu, tidak perlu bingung-bingung mencari Allah berada di mana, karena kemanapun kita menghadapkan wajah, disanalah kita sedang berhadapab dengan ‘Wajah’ Allah…
 Allah seringkali menyebut-nyebut langit dan bumi sebagai bukti kebesaranNya. Kenapa? Karena dengan memahami langit dan bumi kita menjadi tahu betapa besarnya alam semesta ini. Apalagi yang mencipyakannya.
   
   Perasaan dekat dan jauh terhadap Allah itu dialami oleh jiwa kita. Bukan oleh badan wadag atau Ruh. Ia hanya merupakan ‘media’ bagi jiwa untuk memperoleh berbagai rasa. Ruh adalah potensi sifat-sifat ketuhanan yang ditularkan Allah kepada badan wadag. Karena kemasukan Ruh itulah maka badan wadag menjadi hidup dengan segala derivative sifat-sifat Allah.
     Allah menggunakan beberapa istilah yang hampir sama maknanya untuk menggambarkan kehendak makhluk kepada Tuhannya. Setidak-tidaknya ada 5 tingkat kedekatan.
1.      Meliputi

  • Makna kata meliputi memberikan persepsi sebagai kedekatan makhluk dengan Tuhannya atau sebaliknya. Tapi kedekatan yang bersifat universal.
  • Bersama
  • Kata bersama menunjukkan kedekatan secara khusus. Penggunaan kata bersama ini langsung dikaitkan dengan objeknya: bersamamu,bersamanya, bersamaku.
  • Dekat
  • Menggambarkan kedekatan secara lebih emasional.
  • Di sisiNya
  • Menggambarkan kedekatan posisi yang tinggi.
  • Berserah diri
  • Suatu tingkatan dimana ego seseorang sudah sedemikian rendahnya. Dan yang muncul hanya ego Allah saja.

     Bagaimana cara mendekatiNya? Proses pendekatan itu bakal muncul dalam jiwa kita, seiring dengan kedalaman makna ibadah yang sedang kita jalani. Semakin paham kita tentang apa yang kita jalani, maka semakin dekat hati kita dengan Allah. Dan kemudian tertulari sifat-sifat universalNya. Maka semakin dekat kita kepada Allah, sifat-sifat itu lantas akan terpancar dalam keseharian kita.
Seperti kita ketahui, bahwa tingkat tertinggi adalah berserah diri. Agar bisa berserah diri, tentu kita melakukannya dengan ikhlas. Orang yang ikhlas, menjalani segala sesuatu tanpa pamrih. Lebih jauh, seseorang bakal ikhlas menjalani sesuatu pekerjaan kalau dia mencintai hal itu. Namun mencintai tidak bisa dipaksa-paksa. Kecintaanbakal muncul dari aktifitas  yang berulang-ulang, penuh penghayatan. Akan tetapi, interaksi berulang-ulang dengan penuh ketekunan bakal terjadi, jika kita memahami sertamenghayati. Dan tidak akan terjadi jika kita tidak berusaha mengenal dan mempelajarinya.

     Kebahagiaan cinta, sesungguhnya, bukan dirasakan oleh orang yang dicintai, melainkan oleh orang yang mencintai. Mencintai adalah jalan menuju kebahagiaan. Semakin cita anda kepada Allah , semakin bahagialah anda. Hamba-hamba yang terlanjut jatuh cinta kepadaNya tidak memiliki rasa jenuh dan bosan. Karena semua itu membawa nikmat. Bahkan ada kerinduan untuk mengulang, mengulang dan mengulang.

     Kebersamaan kita dengan Allah bisa kita pertahankan terus menerus dengan cara menjaga kualitas kesadaran kita. Kesadaran yang berkualitas tinggi bisa diukur dengan parameter tertentu. Di antaranya adalah dengan mengukur tingkat kesabaran seseorang.
Fitrah manusia diciptakan Allah mengikuti fitrahNya. Fitrah yang sempurna itu harus kembali disatuakn dengan sumbernya : fitrah Allah. Bagaimana caranya : ikutilah petunjuk-petunjuknya dalam menjalani kehidupan saat ini. Semuanya ada di dalam al-quran, asal diaplikasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Karena, agama memang bukan sekedar teori, tapi beramal kebajikan sebanyak-banyaknya.

     Secara kuantitas, kita tidak pernah berpisah dari Allah. Tapi secara kualitas, kita ini selalu bergerak dinamis antara kutub jelek dan kutub baik.
Allah bagaikan sebuah ‘pelita raksasa’ di balik sebuah kaca rahasia. Sedangkan makhluk adalah cahaya yang terpancar ke segala penjuru alam semesta.


Penulis : Wahyu Ilahi/50500113002/Jur A
Post : Nurrahmah SF

1 komentar:

  1. Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr

    BalasHapus