Pemisahan waktu kerja
dan waktu senggang adalah fenomena kapitalisme. Rahasia sukses kapitalisme bisa
ditemukan dalam produktivitasnya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan
macam-macam mode produksi lain. Kapitalisme tidak menemukan waktu sebagai jam,
tetapi ia berhasil untuk memaksa masyarakat kebawah aturan jam.
Makassar
adalah kota berkembang sangat cepat. Oleh karena itu Makassar berupa lapangan
dimana kita bisa melihat dan memeriksa fenomena yang ada di seluruh Dunia swastanisasi
ruang umum. Tidak hanya swastanisasi ruang umum rill seperti Karebosi,
melainkan juga formalisasi dan komodifikasi seluruh aspek hidup. Hiburan
semakin sederhana , formal dan juga membosankan dari film-film di televisi
sampai tempat-tempat hiburan swasta yang tidak lagi bisa diakses tanpa membeli
tiket.
Waktu
senggang dipahami sebagai praktek waktu senggang consumer yang dihabiskan
masyarakat untuk mengisi waktu senggangnya. Pengalaman-pengalaman ini secara
umum diadakan untuk menempatkannya dalam konteks budaya waktu senggang
konsumen. Lokasinya sering dihubungkan dengan tema-tema seperti teman-teman dan
situs pariwisata, pusat perbelanjaan, mall di kota-kota. “Data menunjukkan
ekspresi waktu senggang konsumtif dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat”,
berdasarkan observasi singkat yang dilakukan Veblen sebagai kelas senggang.
Ekspresi- ekspresi
sosial perempuan Makassar memaknai waktu senggang seperti berkunjung ke
mall-mall. Dalam kerangka ini perempuan Makassar
adalah sebuah komunitas consumer yang menghabiskan waktu senggangnya tidak lagi
dengan makna kontemplatif, tetapi pada makna simbolik konsumsi.
Budaya masyarakat saat
ini yang berkaitan dengan konsumsi adalah sebuah bentukan dari keberlimpahan
produksi serta tersedianya gerai-gerai dan iklan bagi produk-produk hasil
industry. Perjalanan masyarakat dari sebelum zaman industry menuju masyarakat
industry dan pasca industry secara keseluruhan terlihat mengekspresikan waktu
senggangnya. Walaupun berbeda-beda dalam praktek konumsi dan menghabiskan waktu
senggangnya, terlihat adanya kesamaan dan kesempatan meraih waktu senggang dan
mengekspresikannya, yakni bagian dari berkurangnya waktu kerja. Di luar rana
kerja, masyarakat pelahap waktu luang mulai terbentuk. Namun demikian
masyarakat konsumen pasca industrial praktek waktu senggang sudah menjadi
bagian yang sulit dipisahkan dengan waktu kerja secara jelas. Sebab kerja dan
konsumsi hampir bisa dilakukan secara bersamaan dalam satu kesempatan.
Ekspresi-ekspresi
seperti ini mengalami perubahan krusial ketika orang tidak mengenal lagi waktu
kerja atau jam kerja. Tempat-tempat waktu senggang ini bahkan bisa ramai
walaupun bukan pada waktu libur atau waktu senggang. Implikasinya, menonton
televisi sebagai sebuah praktek konsumsi dan ekspresi waktu senggang semakin sulit dipisahkan secara hitam
putih dengan kerja. Menonton tv membuat rating perusahaan penyiaran televisi
bisa meningkat dan rating itu bisa menjadi komoditas jualan perusahaan
penyiaran ke perusahaan pengiklanan. Disini waktu sudah menjadi ekspresi dari
nilai guna itu sendiri atau sebagai nilai tukar.
Dengan demikian
komodifikasi waktu senggang yang ada saat ini adalah bagian tak terpisahkan
dari sirkulasi kapital. Tampaknya yang ada di jantung semua ini adalah
konsumsi. Pada awalnya perempuan dalam budaya konsumsi mendapatkan momentum
pembagian tugas rumah tangga baru. Disini tugas berbelanja kebutuhan dan
domestic itu dikerjakan perempuan. Tugas untuk wilayah publik diserahkan pada
laki-laki. Tetapi pertemuan budaya konsumen dan perempuan kemudian berubah
menjadi momentum pembebasan bagi perempuan dari ruang domestic. Lebih khusus
lagi kegiatan membeli itu sendiri semakin dianggap berharga dan penting,
menciptakan peran khusus bagi kaum wanita sebagai administrator rumah tangga,
mengatur konsumsi dengan pemilihan mereka atas barang dan jasa. Dengan hal ini
perempuan dilibatkan dalam budaya konsumen. Posisi perempuan dalam budaya
konsumen sebagai bagian dari subjek sekaligus objek budaya konsumen.
Kegiatan partisipasi
perempuan dalam budaya konsumsi ini kadang-kadang tampil sebagai sebentuk
alternative pembebasan, seperti kata Tuan
Selfridge menyatakan bahwa dia telah mendorong emansipasi wanita dalam pembukaan pusat
perbelanjaannya!. Namun tetap saja perempuan hanya menjadi target penjualan
komoditas bagi perputaran capital di pusat-pusat belanja. Disini perempuan
menjadi bagian penting dari aktivitas di mall sebagai sebuah aktivitas waktu
senggang.
Perkembangan mutakhir Makassar saat ini tumbuh
menjadi kota niaga. Perencanaan kota memberi label pada perkembangan dan kemana arah kota ini
dibentuk Makassar City World, Makassar kota dunia. Deretan ruko, supermarket,
minimarket, mall, jalan raya yang lebar, hotel-hotel mewah dan restaurant telah
tumbuh dan menjadi keseharian masyarakat. Kondisi saat ini, Makasssar yang
berpenduduk jutaan jiwa, mengalami fase keluar masuknya modal secara cepat
sebagai akibat pertukaran dalam pusat-pusat perbelanjaan dan pembangunan.
Di sinilah mungkin
titik terang mulai lahirnya masyarakat konsumsi di Makassar. Ketika
simbol-simbol dominan dalam tata ruang kota adalah simbol-simbol konsumsi
masyarakat kapitalis. Dan inilah kondisi masyarakat Makassar saat ini. sebuah
masyarakat konsumsi yang mengonsumsi lebih dari yang seharusnya. Bahkan untuk
menggeluti waktu senggang atau apa yang dianggap lebih filosofis, masyarakat
Makassar melakukannya di wahana-wahana konsumsi seperti mall.
Saat ini banyak
masyarakat Makassar, baik berupa pendatang dari luar kota Makassar memilih
berwaktu senggang di resor-resor tepi pantai Losari. Kota Makassar menjadi
pilihan banyak masyarakat karena merupakan kota tepi pantai yang menghadap ke
Barat. Tepi pantai losarinya memiliki pemandangan sunset yang indah. Pantai
Losari adalah salah satu pantai yang menghadap ke Barat dan memiliki
pemandangan matahari terbenam terindah di dunia. Perempuan maupun laki-laki,
pemuda-pemudi maupun orang tua mendatangi pantai losari untuk berwaktu
senggang. Selain Pantai Losari yang dipilih masyarakat kota Makassar untuk
berwaktu senggang, sebagian dari mereka memilih Bioskop.
Dunia yang semakin
modern ini membuat para masyarakat dan bahkan para perempuan yang seharusnya
mengurus rumah tangga menjadi terhalang karena kemoderenan yang mulai masuk dan
menjalar ke khalayak. Sebelum ada mall yang menjadi pilihan banyak masyarakat
untuk berwaktu senggang, orang-orang terdahulu lebih memilih memanfaatkan waktu
senggangnya di perpustakaan dengan membaca buku yang bisa bermanfaat bagi
pembacanya. Ada pula yang memilih untuk ke tempat olahraga dan ruang public. Salah
satu rana ruang publiknya yang terpopular di Makassar adalah Lapangan Karebosi.
Lapangan yang terbuka yang terdiri dari lapangan sepak bola, lapangan volli,
basket, tenis dan takraw. Disisi lapangan ini juga dikelilingi jalan yang
biasanya digunakan untuk jogging dan tempat duduk santai.
Dalam hal ini, dunia
yang semakin modern para perempuan sekarang lebih banyak memilih berwaktu
senggang ke mall-mall yang ada dimakassar. Alasan mereka memilih mall karena
mall itu nyaman dan bersih, lebih murah dan praktis, lebih lengkap, bisa
menjadi tempat bersosialisasi dan mencari hiburan.
Perempuan dalam
masyarakat Makassar memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki. Meskipun
dalam beberapa tradisi bahwa laki-laki yang melakukan panai doe “yakni
pemberian mahar tanda jadi kepada pihak keluarga perempuan”, tetapi tidak serta
merta laki-laki memiliki posisi yang lebih tinggi dari perempuan dalam banyak
hal. Laki-laki dalam keluarga tetap menjadi kepla keluarga namun sacara amat
terbuka keputusan-keputusan keluarga juga diputuskan oleh perempuan. Berbelanja
kebutuhan masyarakat Makassar biasanya diserahkan kepada perempuan untuk
mengerjakannya. Dan kebanyakan dari perempuan Makassar memilih berbelanja di
mall.
Waktu adalah ruang
pertarungan yang nyata bagi kepentingan kelas di dalam masyarakat. Diskursus
mengenai waktu kerja dan waktu luang yang saling menekan adalah ekspresi nyata
dari pertarungan kelas dan bukti bahwa waktu adalah aspek yang sangat penting. Sebelum
terlalu banyak yang menjastifikasi kita para perempuan yang sering ke mall
dalam hal ada kepentingan yang harus terpenuhi dengan mendatangi mall marilah
kita mengatur waktu senggang kita dengan membedakan antara waktu kerja dan
waktu senggang yang sebenarnya.
Nama : Karima Nur Wahida /50500113061/ Jur B
Post : Ashari Prawira Negara
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr
BalasHapus