Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan baik dari
pengetahuan, keterampilan maupun
sikapnya. Kita memiliki kemapuan untuk
mengenali dan mencari jati diri
kita yang sebenarnya. Kondisi ini
dapat kita ketahui melalui pengalaman, wawasan
dan sikap kita dalam berprilaku
sehari-hari. Dan perlu kita ketahui juga, bahwa seorang manusia perlu
menyadari lebih dalam, dan mencoba
bertanya dalam diri: “siapa saya,
potensi apa yang saya miliki, dan pertanyaan penyadaran lainnya. Tapi
mungkin beberapa orang akan
mengelak dan berdalih,” santai saja,
hidup saja mengalir bagai air.’’
Bisa dikatakan, orang tersebut
tidak paham makna harafianya, hanya menagkap bulat-bulat. Sebenranya
‘’air mengalir’’ itu punya konsep yang pasti, mengalir dari tempat tinggi ketempat rendah. Dan itu jelas dan sama sekali tidak bertentangan dengan hukum gravitasi, sama seperti air
mengalir yang punya konsep, manusia
pun perlu memahami konsep diri.
Caranya, berbekal dengan mengenali segala sifat, karakter, kemampuan
dan potensi diri dengan baik.
Hal yang bisa kita lakukan untuk mengenal dan memahami
kemampuan diri sendiri antara lain.
·
Mengidentifikasi
kemampuan pribadi dari aspek pengetahuan , keterampilan dan sikap.
·
Mengidentifikasi
apa yang menjadi kelemahan-kelemahan
kita baik pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.
·
Temukan
apakah kelemahan tersebut
dapat diatasi dan strategi apa yang bisa
dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan kelemahan itu.
·
Dan
secara berkala lakukan penilaian pada diri
sendiri yang dapat mendorong
adanya perubahan pribadi karna bisa menciptakan perasaan-persaan baru, temuan-temuan baru, kemampuaan-kemampuan baru dan lain lain.
Mengapa
kita perlu memahami dan mengenali
kemampuan diri sendiri
itu penting, memahami dan mengenali diri sendiri berarti kita sadar diri. Nah kesadaran ini adalah pondasi paling besar yang membangun seluruh kecerdasan kita khususnya
kecerdasan emosional kita. Jika kita tidak tahu siapa diri kita atau apa yang kita rasakan lantas bagaimana kita bisa tahu atau memahami seseorang atau apa yang mereka
rasakan.
Berbicara
kecerdasan emosional berarti sadar pada
diri sendiri dan perasaan orang lain, menggunakan kekuatan perasaan untuk memotivasi diri dan orang lain serta mengetahui bagaiamana anda mengendalikan emosi diri. Keterampilan menggunakan kecerdasan emosional bertumpu pada
lima hal pokok, yakni.: kesadaran
diri, motivasi diri, pengaturan diri,
empati dan kecakapan membina
relasi yang efektif dengan orang lain.
Mengola
semua hal yang berkaitan dengan
keperibadian dan mebuatnya menjadi
lebih baik dan bukannya menjadi lebih buruk. Bila tahap pertama adalah kesadaran diri untuk menyimak dan belajar
dari perasaan yang paling dalam. Tahap
kedua adalah mengelola perasaan-perasaan itu agar
menjadi sesuatu yang lebih baik. Untuk menilai profil diri kita bukanlah pekerjaan yang mudah apalagi untuk menilai
profil seseorang, untuk saat ini Tidak ada tes yang dapat menilai sifat atau
kualitas kecerdasan orang dengan akurat, seperti yang diperlihatkan oleh Dr. Howard Gardner , salah satu guru besar di bidang psikologi dan pendidikan menyebutkan bahwa intelligence
bukanlah suatu kesatuan tunggal yang
bisa diukur secara sederhana dengan
tes IQ. Intelligence dapat ditingkatkan
dan berkembang sepanjang sejarah
hidup sesorang. Dr. Gardner juga mendefinisikan intelligence sebagai suatu kapasitas untuk memcahakan permasalahan
atau membentuk produk yang
bernilai dalam satu atau lebih latar budaya. Dalam konteks ini kita tidak hanya
terfokus untuk membahas tentang intelligence
emotional tetapi akan merujuk untuk
membahas beberapa multiple
inteleligences. Pada awalnya, Dr. Gardner
juga merumuskan tujuh
intelligence kolektif yang bersifat
sementara. Dalam perkembangan
penelitian selanjutnya,
beliau menambahakan satu intelligence lagi sehingga ada
delapan jenis intelligence yang secara bersama bisa terdapat dalam diri
seseorang:
1. Linguistic intelligence
(kecerdasan linguistik) adalah kapasitas
menggunakan bahasa untuk
menyampaikan pikiran dan memahami perkataan orang lain, baik secara lisan maupun tertulis.
2.
Logical-Mathematical
intelligence (kecerdasan
logika-matematika) adalah kapasitas untuk menggunakan angka, berpikir logis untuk meenganalisa kasus
atau permasalahan, dan melakukan
perhitungan matematis.
3.
Visual-
special intelligence (kecerdasan
visual-spasial) adalah kapasitas untuk
mengenali dan melakukan penggambaran atas objek
atau pola yang diterima otak.
4.
Bodily-kinesthetic
intelligence (kecerdasan kinestetik-tubuh) adalah kapasitas untuk melakukan koordinasi
pergerakan seluruh anggota tubuh.
5.
Musical
intelligence (kecerdasan musical) adalah
kapasitas untuk mengenal
suara dan menyusun komposisi
irama dan nada.
6.
Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal) adalah kapasitas untuk memahami maksud , motivasi, dan keinginan orang lain.
7.
Interpersonal
intelligence (kecerdasan intrapersonal)
adalah kapasitas untuk memahami dan
menilai motivasi dan perasaan diri sendiri.
8. Naturalist intelligence
(kecerdasan naturalis) adalah kapasitas
untuk mengenali dan
mengelomppokan fitur tertentu di lingkungan
fisik sekitarnya.
Dr. Gardner juga menyebutkan bahwa kecerdasan-kecerdasan tersebut
tidak beroprasi secara
sendiri-sendiri. Kecerdasan-kecerdasan
tersebut dapat digunakan
pada satu waktu
yang bersamaan dan cenderung saling melengkapi satu sama lain saat seseorang mengembangkan
kemampuannya atau memecahkan permasalahan. Hal ini termasuk juga bahwa kecerdasan kecerdasan tersebut dapat digunakan untuk
hal yang bersifat membangun atau
merusak. Jadi, hal ini bergantung bagaimana
cara seseorang mengelola dan
memanfaatkan kecerdasan kecerdasan yang ada pada dirinya tersebut, untuk lebih lengkapnya pembaca bisa melihat di buku yang berjudul
Multiple Intelligences oleh Justinus Reza
Prasetyo & Yeny Andriani dan buku Multiple
intelligences oleh Thomas
Armstrong, salah satu Pakar Multiple
Intelligences.
Banyak ahli pengembangan
sumber daya manusia yang
mengatakan bahwa “musuh terbesarmu untuk maju
dan berkembang adalah dirimu
sendiri.’’ penulis mengatakan, “ jangan
perna menjadi musuh terbesar bagi dirimu sendiri. lebih baik menjadi sahabat terbaik bagi dirimu sendiri. (Reza Prasetyo).
Oleh sebab itu, marilah belajar untuk mengenal
diri anda, kekuatan anda, kelemahan anda, ” lakukan perbaikan sebelum
segala sesuatunya sudah tidak
layak lagi untuk diperbaiki.’’
Penulis : Musdalifa. A / 50500113048/ Jur B
Post : Ashari Prawira Negara
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr
BalasHapus