Label

Jumat, 15 Januari 2016

Memahami Kecerdasan Emosional Dalam Diri

Setiap orang  memiliki kelebihan dan kekurangan baik dari pengetahuan, keterampilan  maupun sikapnya. Kita memiliki kemapuan untuk  mengenali  dan mencari  jati diri  kita yang  sebenarnya. Kondisi ini dapat kita ketahui melalui pengalaman, wawasan  dan sikap kita  dalam berprilaku sehari-hari. Dan perlu kita ketahui juga, bahwa seorang manusia perlu menyadari  lebih dalam, dan mencoba bertanya dalam  diri: “siapa saya, potensi apa yang saya miliki, dan pertanyaan penyadaran lainnya.   Tapi mungkin  beberapa orang akan mengelak  dan berdalih,” santai saja, hidup saja  mengalir  bagai air.’’  Bisa dikatakan, orang tersebut  tidak paham makna harafianya, hanya menagkap bulat-bulat. Sebenranya ‘’air mengalir’’ itu punya konsep yang pasti, mengalir  dari tempat tinggi  ketempat rendah. Dan itu jelas  dan sama sekali tidak bertentangan  dengan hukum gravitasi, sama seperti air mengalir  yang punya konsep, manusia pun  perlu memahami  konsep diri.  Caranya,  berbekal dengan  mengenali segala sifat, karakter,  kemampuan  dan potensi  diri dengan baik. Hal  yang bisa kita lakukan  untuk mengenal  dan memahami  kemampuan  diri sendiri  antara lain.

·         Mengidentifikasi kemampuan pribadi  dari aspek  pengetahuan , keterampilan dan sikap.
·         Mengidentifikasi apa yang menjadi  kelemahan-kelemahan kita baik pada aspek  pengetahuan,  keterampilan dan sikap.

·         Temukan apakah  kelemahan  tersebut  dapat diatasi  dan strategi  apa yang bisa  dilakukan untuk  mengurangi  atau  menghilangkan kelemahan itu.

·         Dan secara berkala  lakukan penilaian  pada diri  sendiri  yang dapat mendorong adanya  perubahan pribadi  karna bisa menciptakan  perasaan-persaan baru,  temuan-temuan baru,  kemampuaan-kemampuan baru  dan lain lain.

Mengapa kita perlu memahami  dan mengenali kemampuan  diri  sendiri  itu penting, memahami dan mengenali diri sendiri berarti  kita sadar diri. Nah kesadaran ini  adalah pondasi paling besar yang  membangun seluruh  kecerdasan kita  khususnya  kecerdasan emosional kita. Jika kita tidak tahu siapa diri kita  atau apa yang kita rasakan  lantas bagaimana  kita bisa tahu  atau memahami seseorang atau apa yang mereka rasakan.

Berbicara kecerdasan emosional  berarti sadar   pada diri sendiri dan perasaan orang lain, menggunakan  kekuatan perasaan untuk memotivasi  diri dan orang lain  serta mengetahui bagaiamana  anda mengendalikan emosi diri.   Keterampilan menggunakan  kecerdasan emosional  bertumpu pada  lima hal pokok, yakni.:  kesadaran diri, motivasi diri, pengaturan diri,  empati dan kecakapan  membina relasi  yang efektif   dengan orang lain.

Mengola semua hal yang berkaitan  dengan keperibadian  dan mebuatnya menjadi lebih  baik dan bukannya  menjadi lebih buruk. Bila tahap pertama  adalah kesadaran diri  untuk menyimak  dan belajar  dari perasaan  yang paling dalam. Tahap kedua adalah  mengelola  perasaan-perasaan  itu agar  menjadi sesuatu yang lebih baik. Untuk menilai profil  diri kita bukanlah  pekerjaan yang mudah apalagi untuk menilai profil seseorang, untuk saat ini Tidak ada tes yang dapat menilai sifat atau kualitas kecerdasan orang dengan akurat, seperti yang diperlihatkan oleh  Dr. Howard Gardner , salah satu guru  besar di bidang  psikologi dan pendidikan    menyebutkan bahwa intelligence bukanlah  suatu kesatuan tunggal yang bisa diukur  secara sederhana  dengan  tes IQ. Intelligence dapat ditingkatkan  dan berkembang sepanjang sejarah  hidup sesorang. Dr. Gardner juga mendefinisikan  intelligence sebagai  suatu kapasitas  untuk memcahakan  permasalahan  atau  membentuk produk yang bernilai dalam satu atau lebih latar budaya. Dalam konteks ini kita tidak hanya terfokus untuk membahas tentang  intelligence emotional tetapi akan merujuk untuk  membahas beberapa  multiple inteleligences. Pada awalnya, Dr. Gardner   juga merumuskan  tujuh intelligence kolektif   yang bersifat sementara. Dalam perkembangan  penelitian  selanjutnya, beliau  menambahakan  satu intelligence lagi  sehingga ada  delapan jenis intelligence yang secara bersama bisa terdapat dalam diri seseorang:

1.      Linguistic intelligence (kecerdasan linguistik) adalah kapasitas  menggunakan  bahasa untuk menyampaikan pikiran dan  memahami  perkataan orang lain, baik secara lisan  maupun tertulis.

2.      Logical-Mathematical intelligence  (kecerdasan logika-matematika) adalah  kapasitas  untuk menggunakan angka, berpikir logis  untuk meenganalisa  kasus   atau permasalahan, dan melakukan  perhitungan matematis.

3.      Visual- special  intelligence (kecerdasan visual-spasial) adalah kapasitas  untuk mengenali  dan melakukan  penggambaran atas  objek   atau pola yang diterima otak.

4.      Bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan kinestetik-tubuh) adalah kapasitas  untuk melakukan  koordinasi  pergerakan seluruh  anggota tubuh.

5.      Musical intelligence (kecerdasan musical)  adalah kapasitas  untuk  mengenal  suara dan menyusun   komposisi irama dan nada.

6.      Interpersonal  intelligence (kecerdasan interpersonal)   adalah kapasitas  untuk memahami  maksud , motivasi, dan keinginan orang lain.

7.      Interpersonal intelligence (kecerdasan  intrapersonal) adalah kapasitas untuk memahami  dan menilai motivasi dan perasaan diri sendiri.

8.      Naturalist intelligence (kecerdasan naturalis) adalah kapasitas  untuk mengenali  dan mengelomppokan  fitur tertentu  di lingkungan  fisik  sekitarnya. 

Dr. Gardner  juga menyebutkan  bahwa kecerdasan-kecerdasan  tersebut  tidak beroprasi  secara sendiri-sendiri. Kecerdasan-kecerdasan  tersebut dapat digunakan  pada   satu waktu  yang bersamaan  dan cenderung  saling melengkapi  satu sama lain   saat seseorang  mengembangkan  kemampuannya  atau memecahkan  permasalahan. Hal ini termasuk juga  bahwa kecerdasan kecerdasan  tersebut dapat  digunakan   untuk hal yang bersifat  membangun atau merusak.  Jadi, hal ini bergantung  bagaimana  cara seseorang mengelola  dan memanfaatkan  kecerdasan kecerdasan   yang ada pada  dirinya tersebut, untuk  lebih lengkapnya   pembaca bisa melihat di buku yang berjudul Multiple Intelligences oleh Justinus  Reza Prasetyo & Yeny Andriani dan buku Multiple  intelligences  oleh Thomas Armstrong, salah satu  Pakar  Multiple  Intelligences.

Banyak ahli  pengembangan  sumber daya manusia  yang mengatakan bahwa “musuh terbesarmu untuk maju  dan berkembang adalah  dirimu sendiri.’’  penulis mengatakan, “ jangan perna menjadi musuh terbesar bagi dirimu sendiri. lebih baik  menjadi sahabat  terbaik bagi dirimu sendiri. (Reza Prasetyo). Oleh sebab itu, marilah belajar untuk mengenal  diri anda, kekuatan anda, kelemahan anda, ”  lakukan perbaikan  sebelum  segala sesuatunya  sudah tidak layak  lagi untuk diperbaiki.’’ 

Penulis : Musdalifa. A / 50500113048/ Jur B
Post      : Ashari Prawira Negara
 

1 komentar:

  1. Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr

    BalasHapus