Dimanjakan oleh pemimpinnya, inilah harapan
warga. Siapapun, rakyat manapun dimuka bumi ini, pasti sangat mengharapkan
pemimpin yang telah dipilihnya akan memanjakan mereka. Demikian juga bagi para
pemimpin, berusaha menyenangkan rakyatnya menjadi sebuah kebanggaan tersendiri.
Jangan heran jika kemudian lahirlah berbagai
program yang diklaim pro-rakyat, seperti jaminan kesehatan, sekolah gratis, bis
gratis, sampai kepada KTP gratis. Rakyat terkesan benar-benar ingin dimanjakan,
sampai-sampai mereka meminta agar pajak bumi dan bangunan juga digratiskan. Itulah
efek demam gratis yang kerap kali terjadi disejumlah daerah.
Pernah saya rasakan kekacauan di salah satu
Rumah Sakit Umum yang berada di daerah Gowa tak perlu disebutkan nama rumah
sakit tersebut. Almarhum bapak saya dulu sakit keras, keluarga saya pun
akhirnya melarikan bapak saya ke rumah sakit tersebut dengan modal KTP dan
Kartu keluarga.
Sudah tidak bisa
disangkal lagi, biaya kesehatan di Indonesia tidak bisa dibilang murah.
Obat-obatan dan peralatan medis yang kebanyakan dari mancanegara semakin membuat
harga obat dan perawatan rumah sakit semakin membumbung tinggi. Akibatnya
sungguh memilukan. Banyak cerita tragis, terutama yang menimpa saudara kita
yang tidak mampu membayar biaya perawatan rumah sakit. Dan, tidak sedikit,
nyawa keluarga tercinta mereka meregang akibat tertunda mendapat perawatan
karena kendala dana.
Kisah bermula ketika
Bapak saya dirawat di sebuah rumah sakit yang berada di Makassar karena terserang penyakit radang tenggorokan.
Setelah dirawat selama seminggu bapak saya tidak tertolong jiwanya.
“Ketika bapak saya
meninggal dunia, hati saya hancur, dan saya berusaha sekuat tenaga
menyelamatkan nyawa bapak saya. setelah dirawat selama 5 hari kondisi bapak
saya tak kunjung ada kemajuan. Maka saya dan saudara saya, berupaya memindahkan
perawatan, ke rumah sakit lain.
Namun, usahanya itu
tidak berjalan mulus, karena pihak rumah sakit minta agar mereka harus membayar
biaya perawatan terlebih dulu. Ketika saya dan keluarga saya sedang
mengusahakan biaya perawatan itu, nyawa bapak saya meregang dan meninggal dunia.
Disinilah saya
bermotivasi membuat artikel ini agar semua membaca terkhusus pemerintah yang
lagi berkuasa di negeri ini agar memandang rakyat yang kecil. Bagaimana pun
inilah rakyatmu jangan bersenang senang diatas penderitaan rakyatmu!
Salah
satu tugas Negara adalah melihat masyarakat bawah terutama masyarakat miskin
dalam hal kebutuhannya terutama dalam hal menyangkut dengan kesehatan. Hal ini
menjadi pandangan masyarakat sehinga pemerinta harus menjadi pelayan yang layak
untuk masyarakat.
Melakukan
pembangunan dalam kesehatan misalnya pebangunan rumah sakit diareh dekat
masyarakat baweah ataupun kartu rumah sakit gratis yang dikhususkan kepada
masyarakat miskin, pemerinta juga harus melakukan evaluasi untuk kesehatan pada
setia bulannya agar semua kesehatan dapat diketahui.
Bila
pemerintah telah mengeluarkan suatu kebijakan yang mungkin akan membantu
masyarakat, harusnya ada control darinya, sebab masyarakat tidak hanya sekedar
butuh bntuan gratis. Namun, masyarakat butuh akan perhatian dan pelayanan yang
sama dengan para pejabat. Tak dipungkiri akan hal ini, melihat realitas yang
terjadi. Missal pelayanan rumah sakit yang tidak merata, dimana pasien dengan
registrasi umum, dengan pasien yang menggunakan BPJS tidak sama. Pasien yang
menggunakan BPJS ini lebih lambat pelayanannya dibanding yang lain. padahal
tugas dari pihak rumah sakit ialah membantu masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan.
Kesehatan
harus dibeli, itulah kata yang seharusnya di perhatikan pemerintah. Masyarakat
yang menggunakan BPJS pun tetap bayar
biaya rumah sakit. Lantas untuk apa kartu diberikan pada masyarakat kurang
mampu, jika hanya sebagai symbol saja.
Penulis : Muh. Zainul Syam / 50500113076 / Jur B
Post : Ashari Prawira Negara
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr
BalasHapus