Label

Kamis, 14 Januari 2016

Peran Pemuda dalam Pembangunan Bangsa




   Ketika pagi hari fikiran kita masih murni dan segar untuk memulai berfikir apa yang harus dilakukan setelah matahari mulai meninggi. Inilah titik awal ketika berbicara bagaimana langkah untuk mulai membangun negeri ini, negeri yang dimana kita ketahui sedang mengalami krisis yang tak kunjung usai, sejak runtuhnya Orde Baru. Jika kita berbicara tentang negeri ini dan pembangunannya, satu bagian yang tidak akan pernah kita hilangkan dan lupakan, yaitu pemuda. Seperti apa yang di sebutkan oleh Ortega G. Yasset, bahwa pemuda adalah the agent of change, yang di bebani harapan-harapan sebuah bangsa.

    Peran pemuda jelas sudah tidak dapat dibantah lagi, apalagi dalam runtutan sejarah bangsa ini. Sejak Zaman kerajaan dahulu, kita sudah mengenal sosok Pangeran Dipenogoro, yang baru berusia 16 tahun telah ikut berperang, kemudian Hayam Wuruk, yang masih belia sudah memimpin Kerajaan Majapahit, hingga masuk abad ke-19, ketika itu kita mengenal momen Kebangkitan Nasional bersamaan didirikannya Budi Utomo, yang di prakarsai oleh tokoh muda kita sebut saja, Soetomo dan Goenawan Mangoen Kusumo, kemudian selang beberapa tahun kemudian tepatnya tahun 1928, kaum muda mengguncang sejarah dengan mendeklarasikan Sumpah Pemuda, sebuah manifesto yang heroik, dimana seluruh organisasi pemuda se- nusantara berkumpul dan mengikrarkan tiga sumpah yang sekarang kita kenal dengan Sumpah Pemuda. 

   Alur sejarah pun terus berlanjut sampai dengan tahun 1998 bersamaan runtuhnya rezim Orde Baru, dan berganti dengan Era Reformasi. Rentetan sebagian perjalanan sejarah negara ini sangat kental tercium darah muda negeri ini. Itulah mengapa kaum Muda adalah aset yang tak ternilai harganya, apalagi ditengah-tengah segala gejolak yang di alami bangsa dan tak pernah usai saat ini, maka tampuk harapan ada pada pundak para pemuda. Memang tidak layak jika kita harus membandingkan pemuda zaman sekarang dengan zaman kebangkitan nasional, sumpah pemuda, masa kemerdekaan hingga masa transisi antara Era Orde Baru dan Era Reformasi. 

   Secara teori psikologi memang menyebutkan bahwa setiap orang yang merasa tertindas akan memberontak dan melawan demi perubahan yang di inginkan, karena jelas pada masa itu negara ini sedang mengalami tekanan dan tindasan yang amat sangat kejam. Tapi seiring berjalannya waktu pada Abad ke 20 ini, warna-warni modernisasi begitu kental terlihat di setiap sendi-sendi kehidupan masyarakat yang dimana semua kebudayaan yang berasal dari barat, bebas masuk dan dengan cepat dapat menahkodai dan bahkan mampu menjajah kebudayaan asli kita, ini terbukti dengan fakta hampir semua stasiun Televisi Swasta berbondong-bondong menyajikan tontonan yang di adopsi dari budaya barat, tentu saja ini sangat mempengaruhi cara berfikir masyarakat kita terutama para remaja, dampaknya ini merubah segala tatanan kehidupan remaja. Ini dapat dilihat dari cara bergaul hingga cara berpakaian remaja kita sangat jauh menyimpang dari norma kesopanan. 

   Sederetan revolusi yang menghinggapi para kaum muda itu, maka kita sejenak harus rela mengerucutkan dahi kita. Sebab kini semangat yang terpatri dan menjadi ciri khas pemuda kita seperti semangat patriotis dan membangun, yang dahulu melekat di diri para pemuda kita, seolah-olah tertidur karena asik terbuai dengan budaya yang notabene tidak pantas kita terapkan di negara yang penuh dengan Norma kesopanan ini. Belum lagi jika kita melihat serentetan kasus criminal dan moral yang melibatkan beberapa pioneer pembangunan kita, yang baru-baru ini mengejutkan public. Seperti tawuran antar Mahasiswa, belum lagi sederetan kasus pelecehan seksual, narkoba, HIV-AIDs, yang didalamnya melibatkan generasi muda harapan bangsa ini, patut kita renungkan bersama, sebetulnya ada apa dengan Pemuda kita saat ini? Sehingga mereka lupa bahwa sebetulnya negara ini bak sebuah kapal yang butuh nahkoda, dan merekalah yang akan menjadi nahkoda negara ini, akan di bawa kemana kapal ini, tergantung seorang nahkodanya?

    Indonesia kini tengah dilanda cobaan yang tak kunjung usai, persoalan yang di rasakan Indonesia kini sangat berkaitan, baik dalam bidang Ekonomi, Politik, Birokrasi, dan budaya. Persoalan ini layaknya benang yang kusut yang tidak tahu di mana ujungnya? Untuk mengurainya tentu perlu kejelian, dan kebesaran hati yang di lumuti Rasa Cinta Tanah Air, dan jiwa seorang negarawan. Di masa krisis inilah, peran pemuda sangat di butuhkan untuk mengurai permasalahan demi permasalahan yang mendera bangsa ini. Seperti apa yang di lakukan di masa-masa sebelumnya, di mana pemuda menjadi pioneer dalam penyelesaian permasalahan yang di alami Bangsa ini. Pemudalah yang menjadi the agents of change, dalam setiap alur peradaban bangsa ini, apakah menjadi lebih baik atau sebaliknya.

     Sejatinya Perubahan tidak bisa kita tunggu tetapi harus kita kejar, dan sudah selayaknya setiap perjuangan membutuhkan kerja keras, dan dibutuhkan kapabilitas, dan jangan pernah merasa belaga hebat, kita harus tunjukan dahulu prestasi kita baik dari segi intelektual, dan kematangan emosi.Lupakanlah sejenak tentang ke glamoran modernisasi, globalisasi dan sebagainya. Lupakan pertikaian antar sesama dengan tujuan yang tidak jelas. Asahlah kemampuan emosional, seperti kemampuan membawa diri, kemampuan bergaul dengan sesama, kemampuan membaca akar permasalahan, kemampuan untuk menelorkan gagasan atas sebuah permasalahan, Agar kita tidak menjadi budak dari budaya modernisasi yang di prakarsai oleh budaya barat. Berdirilah pemuda di garda yang paling depan dalam Pembangunan Negeri ini! Kibarkanlah Merah Putih di Langit yang Paling Tinggi! PEMUDA!

Penulis : Amrianto/50500113044/Jur A
Post : Nurrahmah SF

1 komentar:

  1. Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr

    BalasHapus