Mahasiswa adalah salah satu komponen bangsa
Indonesia yang ikut bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa. Oleh karena
itu mahasiswa perlu mempersiapkan diri dengan belajar yang lebih giat dan tekun.
Dengan belajar yang giat di kampus atau pun di luar kampus akan meningkatkan
ilmu pengetahuan yang ia peroleh. Masa depan bangsa Indonesia salah satunya
terletak ditangan para generasi muda. Mahasiswa sebagai penerus para pendiri
bangsa harus mempersiapkan diri dengan baik. Memanfaatkan waktu yang ada dan
menjadikan setiap kesempatan yang ada di kampus untuk menimba ilmu adalah
sangat baik. Itu dapat di lakukan di kampus ketika terjadi proses perkuliahan,
di luar kuliah bisa dengan
mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan, baik itu yang bersifat intra ataupun
ekstra kampus dan pada saat interaksi bersama teman-teman. Kegiatan-kegiatan
seperti, berorganisasi, belajar bersama atau kegiatan lain yang bermanfaat
adalah sangat menguntungkan dimasa yang akan datang. Sebab investasi yang menguntungkan
bagi seorang mahasiswa adalah dengan ilmu yang terus bertambah dan mengikuti
perkembangan zaman. Dalam diri seorang mahasiswa tersimpan kekuatan dan potens iyang
besar. Kekuatan dan potensi bisa berupa kecerdasan, ketrampilan, kematangan
berpikir dan fisik jika dipupuk dengan terus-menerus maka akan sangat
bermanfaat dikemudian hari. Belajar di kampus adalah salah satu tempat untuk
meningkatkan potensi tersebut. Dari segi pemerataan kesempatan pendidikan, di
Indonesia yang mengenyam pendidikan tingkat tinggi masih terbatas, oleh karena
itu seorang mahasiswa harus bias atau pandai-pandai memanfaatkan potensi yang
dimiliki dengan baik. Sehingga yang menjadi potensi untuk dirinya tidak
terbuang sia-sia.
Mahasiswa adalah sebagian dari masyarakat ekonomi
rendah yang mengenyam pendidikan sampai jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena
itu tidak seluruh lapisan masyarakat dapat mengenyam pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi Masyarakat yang secara ekonomi tergolong menengah ke bawah belum
tentu bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Ketidakmampuan masyarakat melanjutkan putra dan
putrinya kejenjang pendidikan yang lebih tinggi dikarenakan banyak faktor yang
mempengaruhinya. Faktor yang menyebabkan mereka tidak mampu melanjutkan
diantaranya adalah kemiskinan, keterbatan sarana yang ada, biaya pendidikan
yang relatif tinggi bagi sebagian besar masyarakat, kebudayaan setempat dan
kesempatan yang terbatas atau bisa juga karena faktor kecerdasan seseorang yang
kurang. Dalam masyarakat Indonesia, ketidakmampuan seseorang
melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lebih disebabkan oleh faktor ekonomi.
Kampus bagi mahasiswa adalah tempat yang tidak asing
lagi, oleh karena itu sebagian besar aktifitas perkuliahan yang bertatapan
dengan Bapak dan Ibu Dosen sering dilakukan di kampus. Dalam kampus ini terjadi
proses pembelajaran maupun kegiatan dan interaksi dengan mahasiswa yang
lainnya.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa manusia adalah
makhluk sosial yang tidak dapat hidup secara sendirian. Mahasiswa adalah
makhluk sosial yang tidak dapat dipisahkan dari komunitas manusia lainnya.
Seorang mahasiswa akan tumbuh dan berkembang melalui
interaksi yang dilakukan dengan orang lain. Sekolah sebagai tempat perkembangan
individu-individu dari berbagai komitmen dan kapasitas yang merupakan syarat-syarat
esensial dari kegiatan mereka dikemudian hari. Untuk bias bersosialisasi dalam
masyarakat sekitarnya, mahasiswa dituntut untuk pandaipandai berinteraksi
dengan mahasiswa lain di kampus. Pola interaksi yang dilakukan manusia bisa melalui kontak sosial
dan atau dengan komunikasi.
Dalam interaksi akan ditemui permasalahan yang
sangat kompleks, baik itu masalah yang bersumber dari pribadi yang mempengaruhi
interaksi ataupun masalah yang datang dari luar (karena interaksi) yang ikut mempengaruhi
sosialisasi seorang mahasiswa dengan mahasiswa lainnya. Masalah dari pribadi
itu jelas, bahwa setiap individu mempunyai masalah
yang
berasal dari dalam dirinya, karena manusia mempunyai karakteristik,kepribadian,
cara berpikir, status sosial (kelas sosial) berbeda-beda yang berimplikasi pada
keadaan sosialnnya.
Dalam dunia kampus sendiri terdapat golongan kelas
sosial atas dan ada pula yang
golongan
kelas sosial rendah Keadaan ini banyak dipengaruhi oleh latar belakang
keluarga. Jadi status sosial orang tua ikut mempengaruhi kehidupan seorang
anak, sebab status ini cenderung berdampak pada diri anak. Pada masalah ekonomi
misalnya, yang berkedudukan mampu akan mudah diketahui pada tataran di
lapangan. Ada mahasiswa yang orang tuanya mempunyai kedudukan dimasyarakat
tinggi dan disegani dan ada pula orang tua berkedudukan rendah.
Menurut Heider (1958) bahwa perilaku seseorang dapat
disebabkan oleh kekuatan-kekuatan yang ada dilingkungan dan dalam diri manusia
itu. Kekuatan-kekuatan dari lingkungan berupa situasi yang menekan, sehingga memunculkan
perilaku tertentu, begitu juga dalam diri seorang mahasiswa, situasi yang
menekan baik situasi yang datang dari dalam dirinya ataupun yang datang dari
lingkungan, akan mempengaruhi sikap yang diambil yang
bisa
diwujudkan dalam perilaku mahasiswa.Pengaruh dari lingkungan bisa dari teman
sebaya, komunitasnya, atau kelompok dan organisasi tempat ia berinteraksi. Bagi
seorang mahasiswa pengaruh dari lingkungan banyak dipengaruhi oleh mahasiswa
lain, pergaulan di kampus
termasuk
lembaga kampus yang mereka tekuni.
Adapun faktor dari dalam diri bisa berupa kepribadian seseorang, kondisi ekonomi
keluarga yang sangat berpengaruh dalam diri seorang anak serta status sosial (
kedudukan) dimasyarakat juga mempengaruhi perilaku seseorang.
Hidup pas-pasan bagi seorang mahasiswa adalah suatu
hal yang wajar. Kenapa tidak, sebagian besar mahasiswa yang berasal dari daerah
adalah kalangan ekonomi menengah hingga ekonomi rendah yang kiriman untuk biaya
hidup sangat terbatas Padahal dengan
kiriman yang terbatas tersebut mahasiswa harus memenuhi kebutuhan hidup. Belum
lagi kegiatan kampus yang banyak mengeluarkan uang dan kebutuhan pribadi
misalnya uang saku, uang transport, membeli kebutuhan pribadi dan lain-lain,
jelas ini akan menambah
pengeluaran
yang harus ditanggung oleh seorang mahasiswa. Lebih-lebih dalam realitas di
lapangan ada sebagian mahasiswa yang jumlah uang yang ia terima tidak seperti
biasanya. Maka secara otomatis mereka sangat kekurangan biaya dalam hal
pembiayaan kuliah ataupun biaya-biaya lainnya. Disinilah seorang mahasiswa
telah mengalami kemiskinan yang diakibatkan oleh keadaan.
Penulis : Hijeruddin/50500113009/Jur A
Post : Nurrahmah SF
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr
BalasHapus