Label

Jumat, 15 Januari 2016

Belajar dari Singapura


            Kedatangan saya ke Singapura kali ini adalah untuk yang kesekian kalinya, untuk berbagai keperluan. Setiap datang ke Negara ini, yang paling menarik perhatian sayaadalah kebersihan, disiplin dan keramahan rakyatnya.

            Pertama, tentang kebersihan. Sepanjang jalan yang saya lalui, semuanya bersih. Demikian pula dalam bus, pasar, masjid, tempat wisata dan kereta api. Sulit menemukan sampah berserakan. Bahkan di kanal di kawasan Sembawang, sepanjang mata memandang tidak terdapat sampah. Pemerintah menyediakan tempat sampah di beberapa tempat strategis dan rakyatnya membuang sampah ketempat tersebut.

            Kedua, rakyat Singapura tergolong yang sangat disiplin dan tepat waktu. Ini tercermin dari jadwal kendaraan umum yang tersedia, baik kereta api maupun bus. Datang tepat waktu dan tiba pada jadwal yang telah ditentukan. Di berbagai stasiun kereta api, terdapat rute dalam bentuk poster dan selebaran, lengkap dengan biaya setiap tujuan yang hendakdidatangi. 

Rakyatnyajugasangatdisiplindalammenyeberangjalanraya, terdapat jalan khusus pejalan kaki dan pesepeda.

            Ketiga, beberapa warga yang saya temui, cukup ramah dan murah senyum, baik keturunan China, Melayu maupun India. Saya punya pengalaman ketika naik kereta api, seorang warganya memberikan tempat duduk kepada saya karena membawa anak. Ketika saya menanyakan sesuatu kepada mereka, dijawab dengan baik.

            Disamping itu, pemerintah menyiapkan tempat pemasangan spanduk di beberapa tempat. Tidak boleh sembarangan memasang spanduk, juga tidak ada yang dipaku kepohon. Hutan kota terawatt dengan baik, ada juga yang dibiarkan seperti hutan berlantara. Indah dipandang. Bahkan terdapat banyak lapangan hijau di sepanjang jalan.  Di setiap kawasan pula terdapat taman bermain untuk anak-anak dan remaja.

            Kemarin saya menyempatkan diri berkunjung ke Museum Nasional Singapura, di kawasan Dhoby Ghaut. Saat ini hingga beberapa minggu kedepan, pihak museum mendatangkan benda-benda pusaka dari seluruh dunia yang sengaja dipinjam dari Museum London, Inggris.  Seperti mummy dari Mesir dan bekas kejayaan Islam di Timur Tengah. Terdapat pula benda pusaka dari Indonesia, yakni selendang batik yang berasal dari Jawa Tengah. *













Laporan :

Haidir Fitra Siagian 
Dosen UIN Alauddin Makassar 
Melaporkan dari Sembawang, Singapura.


Post : Ashari Prawira Negara

3 komentar:

  1. Informasi yang sangat penting, perlu menjadi inpirasi bagi masyarakat dan pemerintah di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan untuk melakukan hal yang sama dengan Singapura.

    BalasHapus
  2. iya pak keren sekali itu disingapura, hmm jadi pengen kesana..,. !! :v

    BalasHapus
  3. Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr

    BalasHapus