Pesatnya
kemajuan media informasi dewasa ini cukup memberikan kemajuan yang signifikan.
Media cetak maupun elektronik pun saling bersaing kecepatan sehingga tidak ayal
bila si pembuiru berita di tuntut kreativitasnya dalam penyampaian informasi.
Penguasaan dasar-dasar pengetahuan jurnalistik merupakan modal yang amat
penting manakala kita terjun di dunia ini. Keberadaan media tidak lagi sebatas
penyampaian informasi yang aktual kepada masyarakat, tetapi media juga
mempunyai tanggung jawab yang berat dalam menampilkan fakta-fakta untuk selalu
bertindak objektif dalam setiap pemberitaannya.
Apa
itu jurnalistik?
Menurut Kris
Budiman, jurnalistik (journalistiek,Belanda)
bisa di batsi secraa singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan,
penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media
tertentu. Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai kepada
penyebarannya kepada masyarakat. Sebelumnya, jurnalistik dalam pengertian
sempit disebut juga dengan publikasi secara cetak. Dewasa ini pengertian
tersebut tidak hanya sebatas melalui media cetak seperti surat kabar, majalah,
dsb., namun meluas menjadi media elektronik seperti radio atau televisi.
Berdasarkan media yang digunakan meliputi jurnalistik cetak (print jurnalism), elektronik (electronic jurnalism). Akhir-akhir ini
juga telah berkembang jurnalistik secara tersambung (online jurnalism).
Jurnalistik atau jurnalism menurut luwi
iswara (2007), mempunyai ciri-ciri yang penting untuk kita perhatikan.
a.
Skeptis
Skeptis adalah
sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima,
dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah tertipu. Inti dari skeptis
adalah keraguan. Media janganlah puas dengan permukaan sebuah peristiwa serta
enggan untuk mengingatkan kekurangan yang ada di dalam masyarakat. Wartawan
haruslah terjun ke lapangan, berjuang, serta menggali hal-hal yang eksklusif.
b.
Bertindak
(action)
Wartawan tidak
menunggu sampai peristiwa itu muncul, tetapi ia akan mencari dan mengamati
dengan teliti, itulah seorang wartawan.
c.
Berubah
Perubahan
merupakan hukum utama jurnalisme. Media bukan lagi sebagai penyalur informasi,
tapi fasilitator, penyaring dan pemberi makna dari sebuah informasi.
d.
Seni
dan Profesi
Wartawan melihat
dengan mata yang segar pada setiap peristiwa untuk menangkap aspek-aspek yang
unik.
e.
Peran
Pers
Pers
sebagai pelapor, bertindak sebagai mata dan telinga publik, melaporkan
peristiwa-peristiwa di luar pengetahuan masyarakat dengan netral dan tanpa prasangka.
Selain itu, pers juga harus berperan sebagai interpreter, wakil publik, peran
jaga, dan pembuat kebijaksanaan serta advokasi.
Berita
Ketika
membahas mengenai jurnalistik, pikiran kita tentu akan langsung tertuju pada
kata “berita” atau “news”. Lalu apa itu berita? Berita (news) berdasarkan
batasan dari Kris Budiman adalah laporan mengenai suatu peristiwa atau kejadian
yang terbaru (aktual); laporan menganai fakta-fakta yang aktual, menarik
perhatian, dinilai penting, atau luar biasa. “News” sendiri mengandung
pengertian yang penting, yaitu dari kata “new” yang artinya adalah “baru”.
Jadi, berita harus mempunyai nilai kebaruan atau selalu mengedepankan
aktualitas. Dari kata “news” sendiri, kita bisa menjabarkannya dengan
“north”,”east”,”west”, dan “south”. Bahwa si pencari berita dalam mendapatkan
informasi harus dari keempat sumber arah mata angin tersebut.
Selanjutnya
berdasarkan jenisnya, menurut Asep Syamsul (2009), jenis-jenis berita yang
dikenal dalam dunia jurnalistik, antara lain :
1. Straight
news : berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian
besar halaman surat kabar atau yang menjadi berita utama (headline) merupakan jenis berita ini
2. Depth
news : berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah
suatu permukaan.
3. Investigation
news : berita yang di kembangkan berdasarkan penelitian penyelidikan dari
berbagai sumber
4. Interpretatif news : berita yang dikembangan
dengan pendapat atau panilian wartawan berdasarkan fakta yang ditentukan
5. Opinion news : berita mengenai pendapat
seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli atau pejabat
mengnai suatu hal, peristiwa dan sejenisnya.
Nilai berita
Tidak semua
laporan tentang kejadian pantas dilaporkan kepada khalayak. Sebuah berita jika disajikan
haruslah memuat nilai berita di dalamnya. Misalnya pertengkaran antara suami
istri tidak perlu dilaporkan. Mengapa, hal itu merupakan peristiwa rutin dan
tidak memiliki nilai berita. Adapun cakupan nilai berita seperti berikut.
1. Objektif:
berdasarkan fakta tidak memihak
2. Aktual:
terbaru, belum “basi”
3. Luar
biasa: besar, aneh, janggal, tidak umum.
4. Penting:
pengaruh atau dampaknya bagi orang banyak; menyangkut orang penting/terkenal
5. Jarak:
familiaritas, kedekatan (geografis, kultural, psikologis).
Lima nilai
berita di atas menurut Kris Budiman sudah dianggap cukup dalam menyusun berita.
Namun, menurut Harriss, Leiter, dan Johnson, 1981 dalam Nadhya Abrar,2005 harus
mengandung 8 unsur:
1.
Konflik
Informasi
yang menggambarkann pertentangan antara seseorang, masyarakat atau lembaga
perlu dilaporkan pada khalayak. Dengan demikian khalayak mudah untuk mengambil
sikap.
2.
Kemajuan
Informasi
tentang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi senantiasa perlu dilaporkan
pada khalayak. Dengan demikian khalayak mengetahui kemajuan peradaban.
3.
Penting
Informasi
yang penting bagi khalayak dalam rangka menjalankan kahidupan mereka
sehari-hari perlu segera dilaporkan pada khalayak.
4.
Dekat
Informasi
yang memiliki kedekatan emosi dan jarak geografis dengan khalayak perlu segera
dilaporkan. Makin dekat suatu lokasi peristiwa dengan tempat khalayak,
informasinya akan semakin disukai khalayak.
5.
Aktual
Informasi
tentang peristiwa yang baru terjadi perlu segera dilaporkan kepada khalayak.
Untuk sebuah harian, ukuran aktual biasanya sampai dua hari. Artinya, peristiwa
yang terjadi dua hari yang lalu masih aktual untuk diberitakan sekarang.
6.
Unik
Informasi
tentang peristiwa yang unik, yang jarang terjadi perlu segera dilaporkan pada
khalayak. Banyak sekali peristiwa unik, misalnya perkawanan manusia dengan
gorilla.
7.
Manusiawi
Informasi
yang bisa menyentuh emosi khalayak, seperti yang bisa membuat menangis,
terharu, tertawa, dan sebagainya, perlu dilaporkan kepada khalayak. Dengan
begitu, khalayak dapat meningkatkan taraf kemanusiaannya.
8.
Berpengaruh
Informasi
mengenai peristiwa yang berpengaruh terhadap kehiduapan orang banyak perlu
dilaporkan kepada khalayak. Misalnya, informasi tentang banjir, informasi harga
terbaru bahan bakar, dan sejenisnya.
Dalam
kenyataannya, tidak semua nilai itu akan kita pakai dalam sebuah penulisan
berita. Hal terpenting adalah adanya aktualitas dan pengedepanan objektivitas
yang terlihat dalam isi tersebut.
Anatomi dan unsur-unsur berita
Seperti tubuh
kita, berita juga mempunyai bagian-bagian, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Judul
atau kepala berita (headline)
2. Baris
tanggal (dateline)
3. Teras
berita (lead atau intro)
4. Tubuh
berita (body)
Bagian-bagian di
atas tersusun secara terpadu dalam sebuah berita. Susunan yang paling sering
didengar ialah susunan piramida terbalik. Metode ini lebih menonjolkan inti
berita saja. Atau dengan kata lain, lebih menekankan hal-hal yang umum dahulu
baru ke hal yang khusus. Tujuannya adalah untuk memudahkan atau mempercepat
pembaca dalam mengatahui apa yang diberitakan; juga untuk memudahkan para
redaktur memotong bagian tidak/kurang penting yang terletak dibagian paling
bawah dari tubuh berita(Budiman 2005). Dengan selalu mengedepankan unsur-unsur
yang berupa fakta pada tubuh berita. Ddengan senantiasa meminimalkan aspek
nonfaktual yang pada kecenderungan akan menjadi sebuah opini.
Untuk itu sebuah
berita harus memuat “fakta” yang di dalamnya terkandung unsur 5W+1H. Hal ini
senada dengan apa yang dimaksudkan oleh Laswell, salah seorang pakar
komunikasi.
1. Who
– Siapa yang terlibat di dalamnya?
2. What
– apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
3. Where
– dimana terjadinya peristiwa itu?
4. Why
– mengapa peristiwa itu terjadi?
5. When
–kapan terjadinya?
6. How
– bagaimana terjadinya?
Tidak hanya sebatas berita, bentuk
jurnalistik lain, khususnya dalam media cetak, adalah berupa opini. Bentuk
opini ini dapat berupa tajuk rencana, kolom(column), pojok dan surat pembaca.
Sumber
berita
Hal penting lain yang dibutuhkan dalam
sebuah proses jurnalistik adalah pada sumber berita. Ada beberapa petunjuk yang
dapat membantu pengumpulan informasi, sebagaimana diungkapkan oleh Eugene J.
Webb dan Jerry R. Salancik (Luwi Iswara 2005:67) berikut ini.
1. Observasi
langsung dan tidak langsung dari situasi berita.
2. Proses
wawancara
3. Pencarian
atau penelitian bahan-bahan mlalui dokumen publik.
4. Partisipasi
dalam peristiwa.
Penulis : Tamara Kartika Sari/Jur A
Post: Nurrahmah SF
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr
BalasHapus